Industri Kripto Didorong Jadi Pilar Ketahanan Ekonomi Indonesia
Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Industri aset kripto semakin diposisikan sebagai pilar penting dalam membangun ketahanan ekonomi Indonesia. Bursa CFX menegaskan arah tersebut lewat gelaran CFX Crypto Conference (CCC) 2025 yang akan berlangsung di Social House, Nuanu City, Tabanan, Bali, pada 21 Agustus 2025. Forum ini akan mempertemukan regulator, legislator, dan pelaku pasar guna merumuskan strategi penguatan ekosistem kripto yang inklusif dan kompetitif.
Konferensi bertema “Crypto’s Role in Indonesia Innovation, Market Resilience, and Collaborative Regulation” ini akan dibuka oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Ia dijadwalkan menyampaikan keynote speech mengenai perkembangan terbaru industri kripto nasional sekaligus arah kebijakan yang akan ditempuh otoritas.
Direktur Utama Bursa CFX Subani menyatakan konferensi tersebut diharapkan melahirkan gagasan konkret dalam memperkuat daya saing kripto domestik. “Menuju Indonesia emas 2045, inovasi yang dihadirkan aset kripto diharapkan juga dapat menjadi alat bantu untuk keuangan yang lebih inklusif, efisiensi ekonomi, dan inovasi pembiayaan,” ujar Subani dalam keterangan resmi, Selasa (19/8/2025).
Baca Juga: Transaksi Derivatif Kripto Tembus Rp33,54 Triliun, CFX Catat Lonjakan Tajam
Subani menekankan bahwa aset kripto tidak hanya dipandang sebagai peluang ekonomi baru, tetapi juga instrumen untuk memperdalam pasar domestik. Produk-produk kripto dengan use case bernilai tambah dinilai mampu memperkuat industri keuangan nasional, menarik investasi asing berkualitas, serta memberi manfaat nyata bagi perekonomian Indonesia.
Data terbaru OJK mencatat jumlah konsumen kripto di Indonesia per semester I-2025 telah mencapai 15,85 juta. Angka ini menunjukkan adopsi aset digital yang semakin luas di masyarakat. Tren tersebut sejalan dengan proyeksi Kementerian Investasi dan Hilirisasi yang memperkirakan nilai investasi ekonomi digital Indonesia tahun 2025 mencapai US$130 miliar, atau sekitar 44 persen dari total ekonomi digital Asia Tenggara.
Bagi pemerintah, pertumbuhan pesat kripto menjadi peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, aset digital diyakini mampu membuka akses keuangan yang lebih inklusif dan mendukung inovasi pembiayaan. Namun di sisi lain, stabilitas pasar serta perlindungan konsumen tetap menjadi perhatian utama. Forum CCC 2025 pun dipandang strategis sebagai ruang dialog untuk menyinergikan kepentingan regulator, pelaku pasar, dan investor agar kripto benar-benar berkontribusi pada ketahanan ekonomi nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement