Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenperin Kolaborasi Tingkatkan Daya Saing IKM Komponen Otomotif ke Rantai Pasok Global

Kemenperin Kolaborasi Tingkatkan Daya Saing IKM Komponen Otomotif ke Rantai Pasok Global Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, penyedia bahan baku, hingga lembaga internasional meningkatkan daya saing pelaku industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif agar mampu masuk ke rantai pasok industri berskala besar.

Kolaborasi tersebut salah satunya diwujudkan dengan sinergi antara Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam sebuah proyek implementasi digitalisasi bagi sejumlah IKM komponen otomotif bertajuk “Automotive Industry Development”.

Baca Juga: Webull (BULL) Kembalikan Fitur Trading Kripto AS

Sebanyak delapan proyek digitalisasi berhasil diimplementasikan pada delapan IKM komponen otomotif (suppliers) dengan menggandeng enam startup teknologi yang berperan sebagai system integrators. 

“Kolaborasi ini diharapkan menjadi model keberhasilan yang dapat direplikasi oleh lebih banyak IKM, sehingga mampu memperluas jangkauan ke industri otomotif nasional dan global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (26/8).

Sementara itu, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan, proyek implementasi tersebut telah berjalan selama tiga bulan sejak 22 April 2025 sampai 31 Juli 2025. “Program kerja sama ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang, yang menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan internasional dapat mendorong kemajuan sektor industri,” jelasnya.

Reni menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, khususnya JICA sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan program ini, Adapun tujuannya juga untuk menjawab tantangan global yang semakin menuntut penggunaan teknologi, khususnya di sektor IKM komponen otomotif.

“Upaya implementasi digitalisasi ini sejalan dengan data Asian Development Bank (2022) yang menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi digital di sektor manufaktur kecil dan menengah di Asia Tenggara masih berada di bawah 30 persen, jauh tertinggal dari perusahaan besar yang telah melampaui 60 persen,” ungkapnya.

Artinya, data itu menunjukkan masih terdapat kesenjangan teknologi yang harus diatasi bersama, yang menjadi peluang besar untuk mendorong percepatan transformasi digital IKM. “Oleh karena itu, Kemenperin akan terus mengupayakan langkah-langkah strategis, salah satunya adalah keberlanjutan kerja sama dengan JICA,” lanjutnya.

Dirjen IKMA pun berharap, di masa mendatang kerja sama yang dilakukan tidak hanya berfokus pada sektor industri otomotif, namun juga dengan cakupan komoditas yang lebih luas termasuk tujuh industri prioritas pada implementasi Making Indonesia 4.0.

“Tentunya pada skala IKM, dengan juga turut merambah ke sektor industri makanan dan minuman, tekstil, kimia, furnitur, elektronik, logam, kerajinan, serta komoditi unggulan lainnya karena penerapan digitalisasi dan otomasi di sektor tersebut akan meningkatkan konsistensi kualitas produk, efisiensi proses produksi, dan daya saing di pasar internasional,” jelasnya.

Selain itu, Reni menekankan pentingnya pembinaan untuk scale-up kompetensi startup teknologi yang bertujuan agar pelaku startup tidak lagi dipandang sebagai perusahaan rintisan yang baru mulai, melainkan sebagai startup yang berpengalaman, memiliki usaha yang berkelanjutan dan menggunakan teknologi mutakhir.

“Kami berharap JICA dapat berperan aktif melakukan transfer teknologi di bidang otomasi dan robotik kepada para startup Indonesia, sehingga mereka mampu menciptakan solusi inovatif yang dapat diterapkan tidak hanya di IKM, tetapi juga di industri berskala lebih besar,” tambahnya.

Reni berpesan kepada para pelaku IKM komponen otomotif nasional untuk terus melakukan perbaikan (continuous improvement) melalui pemanfaatan teknologi agar mampu mencapai peningkatan efisiensi dan produktivitas.

“Penggunaan teknologi digital tidak hanya sekedar memindahkan data dari sistem manual ke sistem komputer atau memiliki dashboard yang tervisualisasi, tetapi harus mampu mengolah data tersebut menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat dan peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan,” tegasnya.

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin, Dini Hanggandari mengungkapkan, hasil dari digitalisasi telah dipresentasikan oleh delapan pasang supplier dan system integrator pada acara “Dissemination Seminar Project For Increasing International Competitiveness of Automotive Industry”, 19 Agustus 2025 lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: