Kredit Foto: Istimewa
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan visit ke Gorontalo guna memetakan potensi wilayah untuk menjadikannya destinasi wisata ramah Muslim berkelas dunia lewat ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025.
Kunjungan tersebut dilakukan pada Sabtu (23/8/2025) untuk melihat secara langsung beberapa pelayanan dan daya tarik, serta untuk mengukur kesiapan Gorontalo dalam memenuhi kriteria destinasi wisata ramah Muslim.
Baca Juga: Selain Harumkan Pariwisata RI, Festival Pacu Jalur 2025 Berdampak Luar Biasa Bagi Ekonomi
"Diharapkan kegiatan ini bisa memacu Gorontalo untuk meningkatkan lagi aksesibilitas, amenitas, maupun atraksinya," ucap Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Rabu (27/8).
Hal itu penting untuk mendorong Gorontalo mampu memenuhi standar IMTI. IMTI merupakan indeks pengukuran kesiapan provinsi yang berkorelasi langsung dengan standar Global Muslim Travel Index (GMTI), sebuah acuan peringkat pariwisata ramah Muslim global. IMTI tahun ini diselenggarakan dengan kolaborasi antara Kemenpar, Bank Indonesia, Crescenrating, dan Tim Enhaii Halal Tourism Center (EHTC).
Hariyanto menuturkan Gorontalo maupun Indonesia secara umum memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pariwisata ramah Muslim dunia yang didukung dengan keindahan alam, keragaman budaya, dan populasi Muslim terbesar dunia. Hal ini membuktikan bahwa kemajuan pariwisata ramah Muslim di Indonesia menjadi salah satu pilihan dan strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Oleh karena itu, penyebaran informasi yang jelas terkait batas antara produk halal dan non halal perlu dilaksanakan untuk memberikan pilihan dan kenyamanan pengunjung.
"Namun, pariwisata ramah Muslim bukanlah konsep eksklusif untuk wisatawan Muslim saja. Tujuan utama penilaian ini adalah meningkatkan pelayanan bagi semua wisatawan, tanpa memandang latar belakang. Layanan ini mengedepankan kebersihan, kenyamanan, dan kemudahan yang dapat dinikmati siapa saja,” katanya.
Lebih lanjut, Hariyanto menyampaikan pada GMTI 2023 dan 2024, Indonesia berhasil menempati peringkat pertama. Namun demikian, dalam GMTI 2025, Indonesia menempati peringkat kelima.
"Pada 2025 kita turun di peringkat kelima. Kondisi ini salah satunya karena Indonesia absen pada IMTI 2024 yang berpengaruh pada penilaian. Skor kita sebenarnya sama, namun yang lain ada update yang terekam dalam penilaian," ujar Hariyanto.
Untuk mendongkrak peringkat tersebut, Hariyanto mengungkapkan IMTI 2025 digelar di 15 provinsi demi mengembalikan predikat Indonesia sebagai wisata ramah Muslim nomor satu di dunia.
Adapun provinsi-provinsi yang turut adalah Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan D.I. Yogyakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement