Kredit Foto: Istimewa
Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) sukses menyelenggarakan seri kedua HCM Talks 2025, bekerja sama dengan berbagai mitra industri sebagai sarana penghubung antara praktisi dan akademisi. Acara ini mengangkat tema “Unleashing Gen Z’s Potential for Business Sustainability of Companies”, yang mencakup talkshow, konsultasi, dan pembahasan wawasan industri.
Acara dibuka oleh Prof. Ir. Togar Mangihut Simatupang, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek sekaligus Guru Besar SBM ITB, yang menyampaikan visi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Ia menyoroti tantangan negara yang telah berada dalam middle-income trap selama 30 tahun, dengan pertumbuhan ekonomi melambat pada 2000–2024 menjadi rata-rata 4,88%.
“Untuk mencapai pertumbuhan 8%, kita perlu menggandakan nilai tambah melalui penguatan transformasi industri pada 2025–2029, termasuk percepatan transformasi, ekspansi global, dan pemanfaatan momentum Indonesia Emas 2045, terutama di sektor manufaktur,” ujar Prof. Togar, Jumat (29/8/2025).
HCM Talks terbagi menjadi tiga sesi utama dan satu sesi ice-breaking dari Populix. Sesi pertama bertema “Building Purpose-Driven Work Culture for Gen Z Engagement” menghadirkan Prof. Hazel Gruenewald dari Jerman. Hazel menekankan bahwa Generasi Z bukan malas bekerja, melainkan mengutamakan pekerjaan yang bermakna, dengan fokus pada etika, kesejahteraan, dan budaya kerja yang berorientasi pada tujuan.
Hazel juga menyarankan perusahaan menanamkan keaslian, inklusi, fleksibilitas, serta peluang pengembangan diri, agar Gen Z dapat berkembang, berinovasi, dan bertahan di perusahaan yang sejalan dengan nilai-nilai mereka.
Baca Juga: Pengguna Kartu Kredit Affinity BNI–ITB Berkontribusi Bagi Keberlanjutan Pendidikan RI
Sesi kedua bertema “The Power of Gen Z Distinctive Strength Future Leaders” menyoroti pentingnya mengubah stereotip terhadap Gen Z di dunia kerja. Willy Sarlan menegaskan bahwa Gen Z berani bertanya, mencari makna, dan berorientasi pada dampak. Perusahaan perlu memberikan peluang pemberdayaan, tanggung jawab, dan makna dalam pekerjaan agar Gen Z dapat berkembang menjadi pemimpin yang baik.
Dr. Ir. Yuni Ros Bangun menambahkan apresiasi terhadap keberhasilan Unilever yang menjadi perusahaan favorit Gen Z karena komitmennya mendorong kepemimpinan di setiap karyawan. Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan dapat menyesuaikan budaya kerja untuk mengoptimalkan potensi generasi baru.
Sementara itu, pada sesi ketiga bertema “Managing Gen Z & National Resilience: Preserving Identity, Shaping the Future” menghadirkan Dirgayuza Setiawan dan Lanny Wijaya. Diskusi dimulai dengan pemaparan mengenai pemanfaatan teknologi, kecerdasan buatan (AI), soft & hard skill, serta green skill sebagai kunci menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan.
Selain itu, keduanya menekankan pentingnya pengembangan profesional T-shaped dan penerapan growth mindset. Dengan pendekatan ini, Generasi Z dapat berkembang, berinovasi, dan tetap relevan di industri yang terus berubah, sekaligus siap menghadapi tuntutan kolaborasi lintas generasi.
Baca Juga: ITB Resmi Kantongi Sertifikat Verifikasi BNSP untuk LSP P1, Siap Jadi Pusat Uji Kompetensi Nasional
Melalui HCM Talks ini, SBM ITB berharap para peserta tidak hanya hadir, tetapi juga terinspirasi untuk terlibat secara aktif, mengambil inisiatif, dan menjadi bagian penting dalam pengembangan serta inovasi di organisasi masing-masing, sehingga ilmu dan wawasan yang diperoleh dapat langsung diterapkan untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement