Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Imbas Demo IHSG Runtuh, Saham Bank-bank Besar Tersungkur!

Imbas Demo IHSG Runtuh, Saham Bank-bank Besar Tersungkur! Kredit Foto: Annisa Nurfitri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir tajam pada pembukaan perdagangan Senin (1/9/2025), dipicu gejolak politik domestik yang meningkat dalam beberapa hari terakhir. IHSG dibuka di level 7.555 atau melemah 3,51% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Koreksi pasar menyeret saham perbankan besar yang kompak memerah. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 4,33% ke posisi Rp7.725. Penurunan lebih dalam dialami saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang merosot 4,65% ke level Rp4.510 dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang jatuh 5,25% ke Rp4.150.

Tekanan serupa juga dialami saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang anjlok sebesar 5,38% ke posisi Rp1.230, serta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 4,69% ke Rp3.860. Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melemah 2,95% ke Rp2.630, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) terkoreksi 1,47% ke Rp1.675.

Baca Juga: Masih Terbayang Efek Demo, IHSG Awal Pekan Ini Dibuka Anjlok 2% Lebih ke Level 7.600-an

Menanggapi gejolak yang masih belum kondusif, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menyebut investor masih mengambil sikap hati-hati menunggu kondisi keamanan lebih kondusif.

Dalam risetnya, dia menyebut bahwa secara teknikal IHSG berpotensi breakdown dari batas ascending broadening wedge pattern mengingat Stochastics K_D dan RSI telah menunjukkan sinyal negatif. 

"Market masih bersikap prudent terkait aksi demonstrasi yang belakangan terjadi. Bila kondisi politik dan keamanan mulai kondusif, maka potensi buy on dip terjadi,” kata Nafan.

Baca Juga: IHSG Berdarah! Saham-saham Ikut Tumbang Usai Jakarta Dikepung Demo

Selain faktor politik, Nafan menekankan pentingnya pengumuman data inflasi dan neraca perdagangan awal bulan yang dinilai dapat memengaruhi arah pergerakan pasar. Ia menambahkan, data tersebut akan menjadi salah satu acuan utama bagi investor dalam menentukan strategi investasi di tengah kondisi domestik yang belum stabil.

Dari sisi eksternal, pasar disebut masih optimistis dengan prospek pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). 

“Sejauh ini market masih optimis bahwa Fed Rate akan diturunkan sebesar 25 bps pada September 2025 meski hasil US PCE per Juli lebih tinggi dari target inflasi The Fed,” jelas Nafan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: