Harga Minyak Naik, Investor Soroti Ancaman Sanksi ke Rusia

Harga minyak global ditutup menguat pada perdagangan di Selasa (9/9). Organisasi Negara Pengeskpor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) memutuskan untuk menambah produksi lebih rendah dari ekspektasi pasar. Hal ini diikuti oleh potensi sanksi baru terhadap Rusia.

Dilansir dari Reuters, Brent Crude naik 0,53% ke US$66,37. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,51% menjadi US$62,58.

Baca Juga: Produksi Minyak Oktober Naik, Rusia Siap Patuhi Kebijakan OPEC+

OPEC+ sepakat untuk meningkatkan produksi mulai bulan depan sebesar 137.000 barel per hari (bph). Angka tersebut jauh di bawah penambahan bulanan 555.000 bph pada bulan ini dan bulan lalu serta 411.000 bph pada Juli dan Juni.

“Keputusan Oktober menandai pembalikan dari pemangkasan yang awalnya dijadwalkan bertahan hingga akhir depan, setelah kembalinya pasokan barel tertahan dalam beberapa bulan terakhir,” kata ANZ Senior Commodity Strategist, Daniel Hynes.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari spekulasi sanksi tambahan terhadap Rusia. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan siap masuk ke fase kedua pembatasan terhadap Moskow.

Sementara Pejabat Sanksi Utama Uni Eropa tengah membahas langkah koordinasi terkait dengan sanksi terhadap Rusia. Hal itu akan dilakukan bersama Trump. Sanksi baru berpotensi memangkas pasokan minyak dari Rusia.

Baca Juga: Ekspor RI Januari-Juli 2025 Tumbuh 8 Persen, Nonmigas Jadi Penopang

Selain itu, pasar juga menanti hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Trader memperkirakan 89,4% kemungkinan pemangkasan suku bunga 25 basis poin. Langkah tersebut dapat menurunkan biaya pinjaman konsumen, mendukung pertumbuhan ekonomi, sekaligus mendorong permintaan minyak.