Produksi Bijih PT Timah Turun 32 Persen, Ini Penyebabnya

PT Timah Tbk (TINS) mencatat penurunan produksi ijih timah sebesar 32 persen pada semester I 2025. Produksi bijih hanya mencapai 6.997 ton Sn, turun dari 10.279 ton Sn pada periode yang sama tahun lalu.

Produksi logam timah juga merosot 29 persen menjadi 6.870 metrik ton, sementara penjualan logam turun 28 persen menjadi 5.983 metrik ton.

Direktur Operasional PT Timah, Nur Adi Kuncoro, menjelaskan penurunan tersebut dipengaruhi tiga faktor utama, yakni keterbatasan alat produksi, cuaca, dan keterlambatan penambangan di beberapa lokasi.

Baca Juga: Optimalkan Logam Tanah Jarang, Pemerintah Fokus Tata Kelola Timah

“Pertama adalah memang dari jumlah alat produksi, itu yang cukup signifikan, terutama dari sisi kapal isap produksi (KIP),” kata Nur saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (22/9/2025).

Ia menambahkan, kondisi cuaca juga turut memengaruhi karena musim hujan di tahun ini lebih panjang daripada tahun sebelumnya.

“Memang intensitas cuaca pada tahun 2025 ini cukup lebih lama daripada tahun lalu,” ujarnya.

Selain itu, beberapa lokasi tambang dengan potensi besar belum bisa dimanfaatkan optimal, seperti Laut Olivier di Kabupaten Belitung dengan potensi 38.900 ton Sn, Beriga di Bangka Tengah 4.000 ton Sn, serta Laut Trias di Bangka Selatan.

Baca Juga: PT Timah Dukung Net Zero 2060, Genjot Dekarbonisasi Lewat Energi Surya

“Beberapa lokasi yang memang belum sepenuhnya kita bisa masuk ke lokasi tersebut Pak, yaitu lokasi Olivier di Laut Belitung, Beriga yang ada di Bangka Tengah, dan Laut Trias yang ada di wilayah Bangka Selatan,” jelas Nur.