Kredit Foto: Dok. Kemenpar
Pariwisata kini tidak hanya sekadar aktivitas ekonomi, namun juga menjadi sarana untuk memperkuat harmoni sosial, menjaga budaya, melestarikan alam, sekaligus menciptakan kesejahteraan rakyat yang dikemas melalui praktik pariwisata berkelanjutan dan regeneratif.
Ini disampaikan Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa saat membuka Sustainable Tourism Development Forum (STDev Forum) 2025 Series #2 dengan topik “Gerakan Penguatan Sustainable & Regenerative Practices”, secara daring, Selasa (23/9/2025).
Baca Juga: Ini Strategi Terbaru Bank Sentral China Dukung Pertumbuhan Ekonomi
“Topik ini sangat relevan, karena keberlanjutan pariwisata tidak hanya tentang mempertahankan apa yang ada, tetapi juga bagaimana kita mampu memulihkan, memperbaiki, dan meninggalkan warisan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Wamenpar Ni Luh Puspa, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Minggu (28/9).
Wamenpar Ni Luh Puspa menyampaikan Kementerian Pariwisata mengembangkan lima program prioritas sebagai aksi nyata seperti Gerakan Wisata Bersih, untuk menghadirkan destinasi sehat dan nyaman; Tourism 5.0: Artificial Intelligence (AI) & Digitalisasi, mendorong inovasi dan transformasi digital; Pariwisata Naik Kelas, melalui penguatan gastronomi, bahari, dan wellness tourism; Event by Indonesia, menghadirkan event global dengan identitas bangsa; dan Desa Wisata untuk meningkatkan kualitas dan daya saing desa wisata.
"Kelima program ini bukan sekadar konsep, melainkan aksi konkret yang telah dan sedang dijalankan dengan melibatkan masyarakat, industri, akademisi, dan pemerintah daerah,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa.
“Mari kita wujudkan transformasi pariwisata yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga regeneratif, sehingga pariwisata bisa memberikan manfaat ekonomi, menjaga budaya, melestarikan lingkungan, dan menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat,” kata Wamenpar Ni Luh Puspa.
Dalam STDev Forum 2025 Series #2 hadir sejumlah narasumber yang turut berbagi strategi dan best practices untuk memperkuat praktik berkelanjutan dan regeneratif di sektor pariwisata.
CEO & Founder, Wise Steps Consulting, M. Nalendra mengatakan lingkungan dan pariwisata memiliki hubungan yang erat. Perubahan iklim, misalnya, berdampak langsung kepada pertumbuhan ekonomi pariwisata. Sehingga masalah lingkungan, sosial, ekonomi tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, diperlukan praktik yang lebih bertanggung jawab. “Lingkungan menjadi aset pariwisata kita,” kata Nalendra.
Salah satu praktik berkelanjutan dan regeneratif dapat diterapkan melalui pendekatan BGCE (Blue, Green, and Circular Economy). BGCE ini dapat mengoptimalkan potensi dan sumber daya sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini mencakup konservasi lingkungan, pengurangan limbah, penggunaan kembali material, daur ulang produk, dan partisipasi masyarakat lokal.
Sebagai konsultan di bidang pariwisata berkelanjutan, Wise Steps Consulting membantu industri dalam merancang pedoman BGCE untuk sektor perhotelan, makanan dan minuman, transportasi, serta pariwisata; potensi dan kondisi BGCE di sektor pariwisata nasional; hingga rekomendasi kebijakan untuk implementasi BGCE di sektor pariwisata.
Environment, Health and Safety Manager & HACCP Champion Pullman Jakarta, Santi Permanasari, mengatakan pihaknya secara konsisten telah menerapkan praktik berkelanjutan dan regeneratif. Dimulai dengan penggunaan green energy, menghitung jejak karbon melalui platform Accor, hingga penggunaan shower yang di set up sebanyak 4 liter per menit untuk digunakan di semua guest room dan public area.
“Untuk sampah, kami sudah memiliki mekanisme pengelolaan khusus yang dilengkapi laporan termasuk menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle). Dan yang paling penting adalah semua jaringan Accor sudah tidak menggunakan single use plastic. Kami juga sudah melakukan sertifikasi Green Globe pada Mei 2025,” kata Santi.
Santi menambahkan pihaknya juga melakukan regenerative action on site composting dimana sisa makanan yang terdiri dari kulit buah, sayur, cangkang telur, dan ampas kopi diolah hingga menghasilkan kompos yang digunakan untuk memulihkan ekosistem yang rusak.
Kemudian tree planting yang diperuntukkan bagi para tamu yang menginap. Sebelum pulang mereka bisa bercocok tanam, melukis di pot, dan hasilnya bisa dibawa pulang. Secara tidak langsung hotel juga menggalakkan reboisasi bagi para tamu hotel di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
“Dari sisi pegawai, kami juga memberikan mereka kesempatan untuk mempelajari lebih dalam mengenai praktik regeneratif dan berkelanjutan melalui Scholars of Sustenance,” ucap Santi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement