Bangun Ekosistem Travel Lebih Transparan, Traventour Hadirkan Sistem Refund Digital Terintegrasi

Pengembalian dana perjalanan menjadi topik yang paling ramai diperbincangkan di sektor pariwisata tahun ini, khususnya seiring dengan upaya mendorong terciptanya ekosistem perjalanan yang lebih transparan dan akuntabel. Pemerintah menilai bahwa penerapan digitalisasi menjadi faktor utama dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap industri pariwisata pasca pandemi.

Seperti disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, “Saya optimis dalam 10 tahun ke depan kita akan mencapai keunggulan pariwisata domestik dan internasional, serta menjadi destinasi wisata pilihan di Asia.” 

Menjawab arah kebijakan tersebut, PT Traventour Indonesia memperkuat posisinya sebagai salah satu agen wisata Indonesia yang adaptif dan terpercaya, dengan melakukan pembenahan sistem refund dan transformasi digital secara menyeluruh.

Langkah ini bukan sekadar upaya penyelesaian administratif, melainkan bagian dari visi jangka panjang untuk menciptakan layanan perjalanan yang transparan, terukur, dan berkelanjutan.

Proses perbaikan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan verifikasi data pelanggan dan nilai dana yang akan dikembalikan. Setelah seluruh data tervalidasi, refund diselesaikan sesuai antrean yang telah dijadwalkan. Pada tahap berikutnya, Traventour meluncurkan sistem refund digital terintegrasi yang memungkinkan pelanggan memantau status pengembalian dana secara real time sistem ini kini menjadi standar baru di internal perusahaan.

Baca Juga: Transisi Pariwisata Hijau di Indonesia Jadi Hal Penting

“Dalam proses transformasi ini, kami menjaga prinsip keadilan dan keterbukaan. Kami ingin pelanggan melihat bahwa setiap pengajuan ditangani dengan profesional, transparan, dan konsisten,” ujar Nurul Kamariah, CEO PT Traventour Indonesia.

Untuk memastikan percepatan, Traventour membentuk tim khusus refund yang bekerja lintas divisi dan langsung terhubung dengan sistem digital internal. Pendekatan ini membuat waktu proses dan validasi semakin efisien dibandingkan sistem manual sebelumnya.

Pandangan ini sejalan dengan Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), Pauline Suharno, yang menilai transparansi merupakan fondasi utama dalam industri perjalanan.

“Kepercayaan pelanggan adalah modal utama industri travel. Tanpa transparansi, bisnis ini tidak bisa bertahan jangka panjang,” ujarnya.

Data Kemenparekraf menunjukkan, indeks kepercayaan terhadap sektor pariwisata Indonesia meningkat hingga 76,19 persen pada 2024, menandakan optimisme publik terhadap industri yang lebih terbuka dan bertanggung jawab. Langkah Traventour memperkuat sistem refund dan digitalisasi operasional dinilai sejalan dengan tren tersebut.

Selain fokus pada sistem dan layanan, Traventour juga memperluas destinasi unggulan ke Asia Tengah meliputi Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Keempat negara ini mulai diminati wisatawan Indonesia karena menawarkan kombinasi budaya Islam, sejarah Jalur Sutra, dan panorama alam autentik.

Paket wisata “4 Stan” yang diluncurkan Traventour dirancang sebagai perjalanan edukatif dan spiritual yang relevan dengan tren global meaningful travel.

Selain memperkenalkan rute baru, Traventour mempertahankan paket populer ke Jepang, Korea, Hong Kong, Singapore, Malaysia, Thailand , dan Labuan Bajo. Perusahaan juga memperkuat kemitraan global dan menghadirkan layanan pelanggan berbasis digital sebagai bagian dari strategi jangka panjang membangun ekosistem travel transparan dan berstandar internasional.

Baca Juga: Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan, Kemenpar Kembangkan SDM Lewat Pelatihan Ini

PT Traventour Indonesia, berdiri sejak 2019, merupakan penyedia layanan perjalanan wisata dengan fokus pada private trip, family trip, edu trip, corporate gathering, dan group tour internasional. Dengan semangat profesionalisme dan inovasi, Traventour berkomitmen menghadirkan pengalaman perjalanan yang aman, transparan, dan inspiratif bagi wisatawan Indonesia.