Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Likuiditas Himbara Melimpah, HSBC Tak Khawatir Persaingan Nasabah Kaya

Likuiditas Himbara Melimpah, HSBC Tak Khawatir Persaingan Nasabah Kaya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah mengucurkan tambahan likuiditas sebesar Rp200 triliun kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk memperkuat pembiayaan ekonomi nasional. 

Kebijakan tersebut dinilai tidak mengganggu dinamika kompetisi di sektor perbankan. PT Bank HSBC Indonesia menilai persaingan antarbank tetap dalam kondisi sehat, meski sebagian besar stimulus pemerintah disalurkan melalui bank-bank pelat merah.

International Wealth and Personal Banking Director HSBC Indonesia, Lanny Hendra, mengatakan bahwa penempatan dana pemerintah di Himbara lebih berdampak pada aspek pembiayaan (lending), bukan pada segmen pengelolaan kekayaan atau wealth management yang menjadi fokus utama HSBC.

“Kalau menurut saya (persaingan nasabah kaya) sengit nggak? I think continue to be healthy saja, menurut saya nggak sengit-sengit sampai berebut gitu, tidak juga sampai begitu,” ujar Lanny di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Baca Juga: Dana Rp200 Triliun Dorong Ekonomi, Purbaya: Kredit di Himbara Tembus Rp112 Triliun

Menurut Lanny, kompetisi antarbank di Tanah Air berjalan secara alami, seiring meningkatnya kepercayaan dan kenyamanan nasabah terhadap layanan yang diberikan masing-masing bank. 

Ia menambahkan, HSBC berupaya memperkuat hubungan jangka panjang dengan nasabah melalui layanan dan strategi investasi yang solid.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan tambahan likuiditas Rp200 triliun untuk Himbara sebagai bagian dari langkah menjaga stabilitas sistem keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi. 

Di sisi lain, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen pada September 2025 guna mendukung pertumbuhan kredit dan konsumsi.

Lanny menjelaskan bahwa stimulus pemerintah seperti penempatan dana dan kebijakan suku bunga rendah dapat memicu peningkatan penyaluran kredit di sektor riil. Namun, ia menegaskan, dampak kebijakan tersebut tidak langsung terasa di seluruh segmen industri perbankan, termasuk di HSBC.

“Saat ini I think we continue to monitor gitu ya, maksudnya kan banyak juga kalau melihat kebijakan-kebijakan yang baru dan I think akan perlu waktu ya untuk meng-lend some of initiative yang pemerintah ingin lakukan. Dan menurut saya tidak ada yang instan gitu kan, perlu waktu untuk melihat progress dari kebijakan itu,” kata Lanny.

Baca Juga: Bisnis Bullion Emas Catat Kinerja 22,7 Ton, Nasabah 4 Juta

Ia menambahkan, setiap kebijakan makroekonomi memiliki efek berantai yang membutuhkan waktu untuk dirasakan oleh sektor perbankan swasta. 

Karena itu, HSBC akan terus mencermati arah kebijakan fiskal dan moneter pemerintah untuk menyesuaikan strategi pengelolaan portofolio nasabah.

Dengan kondisi likuiditas perbankan yang semakin longgar dan suku bunga acuan yang lebih rendah, HSBC optimistis industri perbankan nasional dapat menjaga stabilitas di tengah dorongan ekspansi kredit dan pergeseran perilaku nasabah menuju layanan keuangan digital dan personalisasi investasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: