- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
PLTP Lahendong Pasok 18% Listrik Sulutgo, Jadi Simbol Pemanfaatan Energi Bersih di Timur Indonesia
Kredit Foto: PT PLN (Persero)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara, menjadi salah satu tulang punggung pasokan listrik bersih di kawasan timur Indonesia. Dikelola oleh PT Indonesia Power (PLN IP), pembangkit ramah lingkungan ini berperan penting dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).
Manager Unit Layanan Pusat Listrik PLTP Lahendong PLN IP, H.S.M Saragih, mengatakan PLTP Lahendong memiliki kapasitas terpasang 4x20 Mega Watt (MW) atau total 80 MW, dan menyuplai sekitar 18 persen dari total kapasitas listrik sistem Sulutgo yang memiliki beban puncak 490 MW.
“Sulutgo itu beban puncaknya 490 MW. Dari jumlah itu, 80 MW dipasok oleh Lahendong,” ujar Saragih di Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (30/10/2025).
Baca Juga: Pengembangan Dua PLTP 220 MW PLN di Bengkulu oleh PLN Didukung Penuh Pemda
Saragih menjelaskan, sejak 2023, PLTP Lahendong resmi berada di bawah pengelolaan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang PLN IP. Sebelumnya, PLTP ini berada di bawah Unit Induk Distribusi (UID) Suluttenggo, kemudian bergabung dengan Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi—kini bernama UIP3B Sulawesi.
“Sebelumnya kami di bawah UID Suluttenggo, sejak 2017 bergabung dengan UIKL Sulawesi, dan pada 2023 resmi bergabung dengan PLN Indonesia Power di bawah UBP Kamojang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Saragih menyebut PLTP Lahendong memiliki keunikan dibanding pembangkit panas bumi lainnya di Indonesia.
“Nah, untuk lahendong itu sangat unik juga dibanding yang lain, karena pembangkit panas bumi yang ada di kota Madya, jadi di seluruh Indonesia yang milik PLN maupun swasta itu, pembangkit PLTP tidak ada yang di kota Madya, semua ada di kabupaten atau di kecamatan, di desa gitu. Untuk kota Tomohon sendiri, PLTP lahendong masih masuk kota Madya Tomohon," ujar Saragih.
Baca Juga: REC PLN, Sertifikat Hijau yang Mengubah Wajah Industri Indonesia
Dari sisi sejarah, PLTP Lahendong merupakan salah satu proyek panas bumi paling awal di Indonesia Timur. Eksplorasi pertama dilakukan oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada 1994–1996, dengan unit 1 mulai dibangun pada 1996 dan beroperasi komersial (COD) pada 2001.
“Unit 1 sudah beroperasi selama 25 tahun dan masih bisa beroperasi maksimal 20 MW. Unit 2 beroperasi sejak 2007, unit 3 pada 2009, dan unit 4 pada 2011. Semuanya hingga kini masih beroperasi penuh menyuplai sistem Sulutgo,” kata Saragih.
Selain berkontribusi terhadap pasokan energi, PLTP Lahendong juga berperan besar dalam mendukung dekarbonisasi sektor kelistrikan. Pembangkit ini telah tersersertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) dan berkontribusi pada penurunan emisi karbon nasional.
Baca Juga: HLN ke-80: PLN Nyalakan 224 Rumah di Jateng-DIY, Karmini Jadi Salah Satunya
“Untuk PLTP Lahendong sendiri sudah sangat berperan ya di kontribusi penurunan emisi, artinya lahendong tersertifikasi REC, dan juga sangat mendukung sistem kelistrikan wilayah Sulawesi Utara Gorontalo sebesar 18%,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement