Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Dalam sambutannya, Chairman LOTTE Group Shin Dong-bin mengatakan, pembangungan pabrik baru ini menjadi simbol kemitraan kuat antara Korea Selatan dan Indonesia, serta landasan penting bagi penguatan industri petrokimia nasional.
“Proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia, melambangkan kemitraan yang kuat antara kedua negara, serta akan menjadi fondasi penting untuk memperkuat industri petrokimia Indonesia dan daya saing nasionalnya,” ungkapnya.
Kompleks seluas 110 hektare ini memiliki kapasitas produksi naphtha cracker sebesar 3 juta ton per tahun, menghasilkan 1 juta ton etilena, 520 ribu ton propilena, 350 ribu ton polipropilena, 140 ribu ton butadiena, dan 400 ribu ton BTX (benzena, toluena, xilena) setiap tahun. Fasilitas ini mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2025 dan terintegrasi dengan pabrik polietilena (PE) berkapasitas 450 ribu ton yang telah beroperasi sebelumnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi rantai produksi.
Dengan teknologi desain mutakhir dari Korea, kompleks ini menggabungkan efisiensi energi tinggi dan sistem rendah karbon. Fasilitas ini juga dirancang untuk menggunakan hingga 50% LPG selain naphtha sebagai bahan baku utama, memungkinkan efisiensi biaya dan operasional yang signifikan. Selain itu, implementasi sistem digital Asset Information Management (AIM) berbasis model 3D juga memperkuat integrasi data dan pemeliharaan preventif, meningkatkan keandalan dan produktivitas fasilitas.
“Dari kompleks ini, LCI diproyeksikan mampu menciptakan nilai ekonomi sekitar USD 2 miliar per tahun, memperkuat rantai pasok industri hilir, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan berkelanjutan,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement