Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBB Puji Indonesia Serahkan SNDC dan NAP di COP30, Jadi Contoh Nyata Aksi Iklim

PBB Puji Indonesia Serahkan SNDC dan NAP di COP30, Jadi Contoh Nyata Aksi Iklim Kredit Foto: KLH
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuji langkah Indonesia yang menyerahkan Second Nationally Determined Contribution (SNDC) dan National Adaptation Plan (NAP) pada Konferensi Perubahan Iklim Dunia COP30 di Belem, Brasil, pekan ini. Kedua dokumen itu dinilai sebagai bukti implementasi nyata Indonesia dalam memperkuat aksi iklim, bukan sekadar komitmen politik.

Penyerahan dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, langsung kepada Sekretaris Eksekutif UNFCCC, Simon E. Stiell. PBB menyebut dokumen tersebut sebagai contoh konkret bagaimana negara berkembang dapat bertransisi dari janji menuju pelaksanaan kebijakan iklim yang terukur.

Stiell menilai SNDC Indonesia memuat peta jalan transisi energi dan target penurunan emisi yang lebih ambisius, sementara NAP memberikan kerangka adaptasi iklim jangka panjang yang inklusif. “Ini adalah langkah penting yang menunjukkan bagaimana negara dapat bergerak dari komitmen menuju aksi yang dapat diukur,” kata Stiell.

Baca Juga: COP30 Brasil, Menteri Hanif : Indonesia Perjuangkan 7 Agenda Kunci Kebijakan Iklim Dunia

NAP menjadi dokumen adaptasi nasional pertama Indonesia yang mengatur strategi menghadapi risiko perubahan iklim. Rencana tersebut mencakup air bersih, ketahanan pangan, kesehatan, serta pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana hidrometeorologi. Hanif menegaskan penyusunan NAP melibatkan kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, untuk memastikan manfaatnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“NAP kami susun dengan memperhatikan kebutuhan kelompok paling rentan, sehingga adaptasi iklim tidak meninggalkan siapa pun,” ujar Hanif. Pemerintah menilai rencana adaptasi menyeluruh penting untuk menjaga kapasitas masyarakat menghadapi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.

Sementara itu, SNDC memuat target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 12% di bawah tingkat emisi 2019 pada 2035. Target tersebut didukung strategi transisi energi, termasuk pengurangan penggunaan energi berbasis fosil dan peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Pemerintah menegaskan SNDC memperjelas arah dekarbonisasi nasional pada dekade mendatang.

Hanif menyampaikan bahwa peningkatan ambisi dalam SNDC mencerminkan kesiapan Indonesia memperkuat komitmen global pengendalian pemanasan suhu bumi. “SNDC menegaskan kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi, termasuk melalui percepatan transisi energi bersih,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Buka Paviliun di COP30, Menteri Hanif Faisol: Indonesia siap jadi Jembatan Hijau Dunia

PBB menilai kejelasan target dalam SNDC serta pendekatan inklusif dalam NAP menunjukkan kemajuan konkret Indonesia, terutama karena proses tersebut dilakukan di tengah perubahan pemerintahan. Langkah ini dipandang membuka peluang pendanaan internasional yang lebih luas untuk mempercepat implementasi aksi iklim nasional.

Kedua dokumen tersebut sekaligus menegaskan posisi Indonesia dalam diplomasi iklim global. Pemerintah menyampaikan bahwa integrasi adaptasi dan mitigasi merupakan fondasi strategi jangka panjang dalam menjaga keselamatan masyarakat dan stabilitas pembangunan di tengah risiko perubahan iklim.

Langkah Indonesia di COP30 ini dipandang sebagai upaya memperkuat kepercayaan internasional bahwa negara berkembang dapat mengajukan kebijakan berbasis data, terukur, dan berorientasi implementasi. Pemerintah menilai kolaborasi global sangat diperlukan untuk memastikan pelaksanaan rencana adaptasi dan mitigasi berjalan sesuai target.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: