Wapres Ajak Seluruh Pihak Bantu Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi
Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Pemerintah Indonesia di bawah Presiden RI Prabowo Subianto saat ini menempatkan kemandirian ekonomi sebagai pilar ekonomi sosial. Namun, pemerintah tidak dapat bekerja sendirian, tapi perlu kerja sama dari semua pihak, termasuk pelaku usaha, akademisi, media, dan seluruh stakeholder.
Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming Raka, secara virtual di Jakarta, pada Big Conference 2025 "Unlocking North Sumatra's Potential: Collaboration for Economic Growth and Job Creation", Senin (08/12/2025), di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Medan.
“Pemerintah di bawah bapak presiden menempatkan kemandirian ekonomi sebagai pilar ekonomi nasional dan, dalam pelaksanaannya, pemerintah tidak bekerja sendirian, perlu kerja sama pelaku usaha, media, dan seluruh stakeholder untuk kesejahteraan masyarakat. Semoga dengan peran aktif masyarakat, Indonesia emas bisa kita laksanakan bersama,” ungkap Wapres.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Surya, mewakili Gubsu, menyampaikan kepedulian atas bencana yang terjadi saat ini. Namun, situasi ini menjadi momen penting agar Sumut dapat memperkuat kemandirian fiskal dan daya tahan ekonomi daerah.
“Kita menyampaikan kepedulian secara khusus kepada saudara-saudara di Sumut, Aceh, dan Sumatera Barat yang terdampak bencana alam yang merusak tempat tinggal, infrastruktur, serta menghunjam kehidupan banyak keluarga. Namun demikian, kita memandang bahwa kondisi ini tidak semata-mata menjadi hambatan. Ini harus menjadi momentum penting memperkuat kemandirian fiskal dan daya tahan ekonomi daerah,” ujarnya di Medan.
Pemerintah daerah (Pemda) dituntut mampu beradaptasi melalui langkah-langkah strategis, inovatif, dan kolaboratif.
“Kita semua menyadari bahwa Sumatera Utara memiliki berbagai potensi unggulan yang dapat menjadi kekuatan utama dalam menghadapi krisis. Kita memiliki sektor pertanian dan perkebunan yang kuat, industri pengolahan yang terus tumbuh, serta potensi wisata kelas dunia yang menjadi kebanggaan nasional,” ujarnya.
Provinsi Sumatera Utara menunjukkan kinerja ekonomi yang kokoh pada triwulan ketiga tahun 2025.
Baca Juga: Perkuat Dapur Umum, PMI Kirim Satu Ton Abon untuk Pengungsi Banjir Sumatera dan Aceh
“Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat, juga begitu juga dengan Penanaman Modal Dalam Negeri. Sektor terbesar yang menarik investasi adalah industri kimia dan farmasi, disusul industri makanan, listrik, gas, dan air. Singapura menjadi investor terbesar, diikuti Inggris dan Malaysia. Pertumbuhan ini berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Hilirisasi adalah kunci masa depan ekonomi Sumatera Utara,” tambahnya.
Kepala Perwakilan Bisnis Indonesia wilayah Sumut-Aceh, Irsan, mengatakan bahwa bencana alam menjadi pengingat bahwa perubahan asumsi (arah ekonomi) dan diharapkan kegiatan ini dapat menciptakan rekomendasi-rekomendasi lebih faktual.
“Seberapa besar perubahannya? Dari analisis beberapa ekonomi, perubahannya cukup besar karena Sumut ini adalah episentrum Sumatera. Jadi ini lumayan besar, dan bagaimana dampaknya ke nasional. Dalam acara ini, kami berharap rekomendasi-rekomendasi akan lebih faktual,” ujarnya.
Salah satu narasumber, Isfan Fachruddin, WKO Kadin Sumatera Utara mewakili Kadin Sumut, memaparkan ide tentang potensi dibentuknya Kawasan Ekonomi Sumatra.
“Kami tahu, dari mulai China sampai Singapura, one trade itu harus terjadi. Makanya, kami dengan gubernur waktu itu membuat (konsep) Kawasan Industri Sumatera (KIS). Kami menawarkan satu lokasi di Batubara. Kami ada perkebunan. Di beberapa tempat, mereka (Thailand, dll.) membuat kawasan itu dengan maksimal. Kami berharap dari KEK, apa yang perlu dilakukan untuk bisa maksimal, karena di bawah BUMD dengan otonomi daerah, kita berharap program ini akan lebih maksimal,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement