Kredit Foto: Ist
Ia menambahkan bahwa hubungan Tenova dengan industri baja Indonesia telah terjalin puluhan tahun, termasuk kerja sama jangka panjang dengan Krakatau Steel.
TML bangun fasilitas
Perlu diketahui, PT Tata Metal Lestari (TML) saat ini sedang menambah kapasitas produksi dengan membangun fasilitas CGL 2 di Sadang, dengan teknologi utama dari Tenova. Teknologi tersebut diklaim mampu memberikan efisiensi termal tinggi, pengurangan emisi, serta meningkatkan kapasitas hilirisasi baja nasional.
GM Manufacturing TML, Rendra Fernanda yang mewakili VP of Operations TML Stephanus Koeswandi, menegaskan bahwa pihaknya fokus pada kualitas dan efisiensi emisi. “Fokus kami bukan sekadar meningkatkan tonase produksi, tetapi memastikan kualitas dan jumlah emisi yang dihasilkan semakin baik dan efisien,” ujarnya.
Kolaborasi strategis TML dan Tenova ini sejalan dengan agenda prioritas nasional, termasuk Net Zero Emission 2060, ekonomi sirkular, serta transformasi industrialisasi berbasis teknologi.
“Kunjungan Wamenperin ini merupakan tindak lanjut dari undangan PT Tata Metal Lestari (TML) kepada Pemerintah Indonesia untuk melihat langsung kapasitas teknologi mitra pabrikan mesin baja berlapis (coated steel machinery) yang tengah dikembangkan,” imbuh Rendra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement