Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Kulit Nasional Punya Masa Depan Cerah di Pasar Global

Industri Kulit Nasional Punya Masa Depan Cerah di Pasar Global Kredit Foto: Kemenperin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai industri kulit nasional dan produk turunannya mempunyai masa depan yang cerah di pasar global.

Sehingga Kementerian Perindustrian memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) dalam sektor kulit melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusia, inovasi produk, serta penguatan identitas budaya nasional.

Baca Juga: Pendidikan Vokasi Investasi Masa Depan Industri Nasional

Berbagai kajian memproyeksikan pasar global leather goods dapat mencapai USD 390 miliar hingga USD 738 miliar pada tahun 2030. Apalagi, produk dengan teknik carving menempati kategori bernilai tinggi karena memiliki nilai jual hingga 2-5 kali lipat dibanding produk kulit polos. 

Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan teknis seperti teknik carving dipandang sebagai bagian dari strategi utama pengembangan industri kreatif Indonesia.

Menperin mengatakan pemerintah berkomitmen mendorong IKM naik kelas melalui pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi berbasis kompetensi. 

“Sub-sektor industri kulit memiliki peluang besar untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi yang menggabungkan kualitas, seni, dan identitas budaya,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (9/12).

Agus menjelaskan, produk kulit Indonesia memiliki prospek kuat di pasar ekspor karena konsumen global semakin menghargai produk kreatif dengan detail seni, personalisasi, dan cerita budaya. “Pemerintah ingin agar para perajin Indonesia mampu berkompetisi pada segmen produk high-value yang menjadi tren di berbagai negara,” tuturnya.

Kemenperin mencatat, kinerja industri kulit dan barang kulit menunjukkan perkembangan positif. Pada triwulan 3 tahun 2025, sektor ini tumbuh 4,87 persen dan menyumbang 1,37 persen terhadap PDB industri nonmigas. Nilai ekspornya mencapai lebih dari USD 7,8 miliar atau meningkat 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing produk IKM kulit nasional, Kemenperin melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) mendorong dilakukannya pelatihan teknis untuk mengembangkan keterampilan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kualitas produk IKM kulit.

“Beberapa layanan yang ada di satker BSKJI seperti pendampingan proses produksi, desain dan rekayasa produk, pelatihan kompetensi tenaga kerja didesain supaya IKM dapat meningkatkan efisiensi produksi, kualitas produk, serta daya saing, baik di pasar domestik maupun pasar ekspor,” ujar Kepala BSKJI Emmy Suryandari.

Salah satu satker di bawah binaan BSKJI, yakni Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet, dan Plastik (BBSPJIKKP) telah menjalin kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan untuk menyelenggarakan Pelatihan Teknologi Pembuatan Barang Kulit dengan Teknik Carving atau tatah timbul.

Pelatihan ini berlangsung selama lima hari pada November 2025 dan diikuti oleh 10 perajin terpilih dari sentra IKM kulit dan ekoprint di Magetan. Peserta memperoleh pembekalan tentang karakteristik bahan dan alat, teknik ukir kulit, hingga proses penyusunan produk akhir yang siap dipasarkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: