Kredit Foto: Kemenperin
Magetan dipilih sebagai lokasi pelatihan karena merupakan salah satu sentra industri kulit terbesar di Indonesia yang memiliki tradisi panjang dalam penyamakan kulit dan pembuatan barang kulit. Ratusan IKM di wilayah ini menghasilkan produk dompet, tas, sepatu, dan aksesori yang telah memiliki pasar tetap, serta dilengkapi dengan tumbuhnya komunitas kreatif baru yang bergerak di bidang kerajinan kulit handmade dan ecoprint.
Kepala BBSPJIKKP, Cahyadi, menekankan bahwa kemampuan adaptasi melalui pembaruan kompetensi merupakan kunci keberlanjutan bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat. “Teknik carving sebagai keterampilan bernilai seni tinggi yang sulit digantikan oleh mesin dan menjadi kekuatan utama IKM Indonesia,” tuturnya.
Penerapan teknik carving dipandang mampu memberikan dampak ekonomi yang luas bagi industri kerajinan kulit karena menciptakan detail tiga dimensi dan tekstur artistik yang unik. Selain meningkatkan nilai estetika produk, teknik ini juga memberikan peluang bagi perajin untuk memadukan motif tradisional Indonesia sehingga memperkuat identitas lokal sekaligus membuka peluang pasar internasional.
“Produk yang dihasilkan diharapkan tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki karakter kuat sebagai representasi budaya Indonesia. Industri kreatif kulit bukan hanya tentang membuat produk, tetapi juga memberi nilai, cerita, dan identitas budaya pada setiap karya,” papar Cahyadi.
Salah satu peserta pelatihan, Nur Saifudin, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan wawasan dan keterampilan baru yang dapat diterapkan langsung pada produksi. “Kami berberharap pelatihan mampu mendorong peningkatan kualitas produk yang dihasilkan oleh IKM di Magetan,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement