Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendidikan Vokasi Investasi Masa Depan Industri Nasional

Pendidikan Vokasi Investasi Masa Depan Industri Nasional Kredit Foto: Kemenperin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pendidikan vokasi merupakan investasi untuk masa depan industri nasional yang bernilai tambah tinggi, berkelanjutan, dan berdaya saing global. 

"Dengan SDM yang kompeten dan unggul, industri kita akan tumbuh lebih produktif, resilien, dan berdaya saing global," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (9/12).

Baca Juga: Rayakan Tujuh Tahun Mendorong Pertumbuhan Ekosistem Blockchain, Upbit Indonesia Gelar Program Edukasi dan Sosial

Sehingga, sinergi pendidikan dan industri terus diperkuat melalui standardisasi kompetensi, pemagangan, sertifikasi, serta modernisasi sarana pembelajaran agar mampu menjawab kebutuhan industri masa depan.

Dalam rangka memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok dunia, pemerintah mengembangkan agenda “vokasi go global” yang mengarahkan pendidikan vokasi pada standar kompetensi internasional, literasi teknologi maju, dan kemampuan adaptif terhadap dinamika pasar global. Melalui pendekatan ini, Kemenperin mendorong penguatan kurikulum yang mengacu pada standar industri internasional, penerapan sertifikasi profesi berlevel global, perluasan kemitraan strategis dengan industri mancanegara, serta fasilitasi mobilitas tenaga kerja terampil lintas negara.

Tidak hanya itu, lulusan vokasi juga didorong membangun jejaring alumni berskala global untuk memperkuat konektivitas industri dan memperluas peluang kerja maupun kolaborasi bisnis internasional. Model ini dirancang untuk mendukung Indonesia masuk ke rantai pasok global pada sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, otomasi industri, energi hijau, serta manufaktur berkelanjutan.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Doddy Rahadi menjelaskan, penguatan pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari SBIN, yang memberi penekanan pada pengembangan SDM industri berdaya saing tinggi. Menurutnya, sektor-sektor prioritas nasional saat ini membutuhkan sumber daya manusia dengan keterampilan baru yang relevan dengan teknologi mutakhir.

“Kita harus menjawab kebutuhan masa depan. Target pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi tidak mungkin tercapai kalau SDM-nya masih seperti dahulu. SDM harus produktif, terampil, kompeten, dan berorientasi global,” ujarnya.

Doddy menegaskan, pendidikan vokasi Indonesia tidak boleh terbatas pada penyedia tenaga kerja untuk industri domestik, tetapi harus menjadi bagian penting dari ekosistem industri global, baik melalui kompetensi teknis, mobilitas tenaga kerja, maupun jejaring profesional.

Komitmen tersebut tampak pada penyelenggaraan wisuda serentak yang melepas sebayak 2.993 lulusan dari 11 politeknik dan 2 akademi komunitas milik Kemenperin. Para lulusan ini tidak hanya disiapkan untuk memasuki industri nasional, tetapi juga diarahkan agar mampu bersaing di pasar global melalui kombinasi kompetensi teknis, sertifikasi profesional, kemampuan bahasa, dan pemahaman budaya kerja internasional.

“Penyerapan lulusan vokasi Kemenperin yang secara konsisten menunjukkan kinerja tinggi menjadi bukti keberhasilan pendekatan link-and-match dan peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan industri modern,” ungkap Doddy.

Perkuat ekosistem

Lebih lanjut, Kemenperin akan terus memperkuat ekosistem pendidikan vokasi melalui modernisasi kurikulum, peningkatan kapasitas instruktur, penyediaan teknologi pembelajaran, serta perluasan jejaring global. “Langkah ini diharapkan mampu menciptakan SDM yang adaptif terhadap disrupsi teknologi dan memiliki kompetensi untuk memperkuat daya saing industri nasional di arena global,” imbuhnya.

Salah satu satuan unit pendidikan vokasi milik Kemenperin yang menjalankan mandat tersebut adalah SMK-SMTI Yogyakarta. Unit pendidikan ini telah menerapkan model pendidikan dual system (dengan komposisi praktik mencapai 70 persen), dan kurikulum berstandar internasional sebagai strategi menyiapkan SDM industri yang unggul dan siap kerja.

“Peningkatan kompetensi SDM industri merupakan fondasi dari transformasi ekonomi nasional. Karena itu, Kemenperin berkomitmen memperkuat pendidikan vokasi yang mampu melahirkan tenaga terampil yang relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi, termasuk industri 4.0,” tegas Doddy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: