Harga Emas Naik Tipis, Perak Malah Anjlok Gegara Hal Ini

Harga emas dunia diperdagangkan lebih tinggi pada Jumat (12/12). Pelemahan dolar menjadi faktor utama, namun kenaikan tertahan oleh aksi ambil untung investor. 

Dilansir dari Reuters, Senin (15/12), harga emas spot naik 0,3% ke US$4.293,43. Emas berjangka menguat 0,4% ke US$4.328,3. Di sisi lain, harga perak spot turun sekitar 3% ke US$61,7.

Baca Juga: ETF Emas Siap Melantai, OJK Targetkan Semester I 2026

Logam mulia lainnya mencatatkan kenaikan. Harga platinum naik 2,6% ke US$1.740,05. Sementara palladium menguat 0,9% ke US$1.497,21.

Nilai tukar dolar cenderung stabil setelah melemah dalam beberapa sesi sebelumnya. Dolar yang lebih kuat membuat logam mulia berdenominasi dolar menjadi kurang menarik bagi pembeli luar dari Amerika Serikat (AS).

“Terjadi sedikit pelepasan tekanan setelah reli kuat, ditambah penguatan tipis dolar dan aksi ambil untung yang menekan harga,” kata Global Head of Commodity Strategy TD Securities, Bart Melek.

Harga perak terkoreksi akibat aksi ambil untung investor. Namun ia telah mencatat kenaikan signifikan sepanjang tahun ini, didorong oleh pengetatan persediaan, permintaan industri yang kuat, serta masuknya perak ke dalam daftar mineral kritis dari Amerika Serikat.

Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini mengumumkan pemangkasan suku bunga seperempat poin untuk ketiga dan terakhir kalinya tahun ini, namun memberi sinyal kehati-hatian untuk penurunan lanjutan hingga tersedia lebih banyak data ekonomi.

Investor saat ini memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga tahun depan dan menantikan rilis data ketenagakerjaan utama yakni laporan non-farm payrolls dari AS.

Baca Juga: Wamenperin Ajak Tenova Jadi Mitra Strategis Bidang Logam

Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah. Melek menambahkan bahwa proyeksi rata-rata harga emas tahunan untuk tahun depan berada di US$4.213.