Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Status Subsidi DME Batu Bara Masih Dikaji, Pemerintah Cek Detail 18 Proyek Hilirisasi

Status Subsidi DME Batu Bara Masih Dikaji, Pemerintah Cek Detail 18 Proyek Hilirisasi Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepastian mengenai pemberian subsidi bagi proyek Dimethyl Ether (DME) batu bara, yang digadang-gadang sebagai pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga kini masih belum final. 

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan status ini masih dalam tahap pengkajian mendalam.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, menjelaskan bahwa keputusan terkait subsidi ini akan sangat bergantung pada hasil analisis detail dari tiap proyek hilirisasi.

"Kita mesti ngelihat terlebih dulu apa yang sudah dianalisis oleh Danantara. Karena itu belum spesifik," tegas Erani saat ditemui di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (15/12/2025), dalam pembukaan Posko Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) sektor ESDM.

Baca Juga: Mengurai Jerat Impor LPG: Pemerintah Kaji Subsidi DME

Erani, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, menegaskan bahwa pengecekan akan dilakukan secara mendetail, proyek per proyek, untuk seluruh proyek hilirisasi, termasuk DME.

Menurutnya, kebutuhan fasilitas dan kebijakan khusus dari pemerintah akan berbeda-beda tergantung karakteristik masing-masing proyek.

"Ada mungkin untuk proyek A tidak perlu ada fasilitasi atau kebijakan khusus dari pemerintah, tapi mungkin untuk proyek B ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh pemerintah, misalnya bantuan infrastruktur maupun yang lain, masing-masing beda-beda," tambahnya.

Belakangan ini, Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi intens menerima masukan terperinci terkait 18 proyek prioritas hilirisasi yang studi kelayakannya (Feasibility Study / FS) tengah dibahas oleh Danantara. Masukan tersebut mencakup aspek bahan baku, penetapan lokasi, kebutuhan investasi, hingga potensi hilirisasi yang dapat dibawa ke ranah ekspor.

Baca Juga: Mengurai Jerat Impor LPG: Pemerintah Kaji Subsidi DME

"Dan nanti akan disesuaikan dengan hasil kajian FS yang sudah dikerjakan oleh Danantara," tutupnya.

Proyek DME batu bara sendiri merupakan bagian dari 18 proyek prioritas nasional. Studi kelayakan proyek ini telah diserahkan kepada Danantara dengan total nilai investasi mencapai USD 38,63 miliar atau sekitar Rp618 triliun. Produksi DME direncanakan akan tersebar di beberapa lokasi, antara lain Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, dan Banyuasin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: