Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gantikan LPG, Danantara Kaji Pemberian Subsidi ke DME Batu Bara

Gantikan LPG, Danantara Kaji Pemberian Subsidi ke DME Batu Bara Kredit Foto: KESDM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Senior Director Oil and Gas, Petrochemical BPI Danantara Indonesia, Wiko Migantoro, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengkaji opsi pemberian subsidi bagi Dimethyl Ether (DME) yang diproduksi dari batu bara. Opsi ini digulirkan sebagai upaya untuk menggantikan peranan Liquid Petroleum Gas (LPG) yang mayoritas masih diimpor.

Pernyataan tersebut disampaikan Wiko dalam forum Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025 yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Wiko menjelaskan, pengkajian subsidi ini menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa DME batu bara memiliki daya komersial yang kuat sehingga mampu bersaing dengan harga LPG yang berlaku di pasaran saat ini.

Baca Juga: PIS Siagakan 332 Kapal Tanker, Jaga Pasokan BBM & LPG Aman Selama Nataru 2026

“Tentu saja di situ diperlukan banyak dukungan dari pemerintah ya, agar kelak harga dari DME ini bisa lebih kurang sama dengan LPG yang sekarang,” kata Wiko.

Ketergantungan Indonesia terhadap LPG impor memang tergolong tinggi. Data menunjukkan, kebutuhan LPG nasional saat ini mencapai 8,1 juta ton per tahun. Sementara itu, produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 1,3 juta KL per tahun.

Kesenjangan (gap) yang besar ini memaksa Pemerintah mengimpor hingga 6,8 juta KL per tahun, membebani neraca perdagangan dan alokasi subsidi energi.

Baca Juga: Bahlil: Keekonomian Proyek Gasifikasi Batu Bara ke LPG Pasti Dihitung

Selain opsi subsidi, Danantara juga tengah mencermati skema penerapan DME terbaik di masyarakat. Opsi yang dikaji berkisar dari penerapan penuh hingga bertahap, mulai dari substitusi 20 persen, 40 persen, atau 50 persen dari volume LPG.

“Kita cari polanya nanti seperti apa. Toh sekarang LPG juga subsidi kan? LPG juga subsidi. Kalau gambarannya sih kira-kira nanti sama, masih akan memerlukan subsidi juga,” tambah Wiko, mengisyaratkan bahwa transisi energi ini kemungkinan tetap akan membutuhkan dukungan finansial dari APBN.

Wiko juga membeberkan kesiapan rantai pasok hilirisasi nasional untuk menjalankan program konversi batu bara menjadi DME.

Holding Industri Pertambangan RI, MIND ID, telah menerima mandat untuk memproduksi bahan baku tersebut melalui anggotanya, PT Bukit Asam. Di sisi hilir, Pertamina menyatakan kesiapannya untuk melakukan pemasaran produk DME.

Baca Juga: PTBA Kantongi Pinjaman Rp3,5 Triliun dari Bank Himbara, Buat Apa?

“MIND ID sedang dicanangkan untuk membangun pabrik DME, Pertamina juga siap untuk partisipasi. Dan tentu saja sebagai marketing distribution-nya ada Pertamina yang saat ini sudah memiliki distribution channel SPBU sekitar 7.000 dengan retail-nya sampai 15.000,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: