Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekolah Harus Jadi Pusat Inovasi Hadapi Perubahan Iklim hingga Degradasi Lingkungan

Sekolah Harus Jadi Pusat Inovasi Hadapi Perubahan Iklim hingga Degradasi Lingkungan Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K

SWARA Awards 2025 Berikan Apresiasi bagi Inovator Biodiversitas

Tahun ini, SWARA Awards (Sustainability in Waste Awareness and Responsible Action Awards)  diberikan kepada para inovator pengelolaan sampah pangan, dengan kategori Best Practice diraih oleh Arief Sabdo Yuwono (IPB University), Best Proposal oleh Balqis Soeharso (Poltek KP Karawang), Juara Favorit oleh Eksa Rusdiyana (Karangturi Berseri), dan hadiah spesial oleh Sirhajwan Idek dari Malaysia.

Berikutnya, penghargaan Best Implementer 2025 diberikan kepada sekolah-sekolah yang dinilai berhasil menerapkan pembelajaran biodiversitas dan program keberlanjutan secara konsisten. Daftar penerimanya yakni SMA Negeri 2 Bogor, SMKPP Negeri Mataram, SMP Negeri 19 Ambon, SD Negeri 5 Rambang Niru, SMK Negeri 8 Jember, SLB Negeri Cileunyi, SMK Negeri Pertanian Terpadu Pekanbaru, SMK Pertanian Pembangunan Negeri Kupang, SMK Negeri 2 Metro, dan SDN Kendaljaya II.

Para pemenang juga membagikan pengalaman mereka dalam mengembangkan dan menerapkan inovasi keberlanjutan salah satunya Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Metro Lampung, Wiyuda Tara yang mengutarakan rasa haru dan bangga setelah menerima penghargaan. Ia menjelaskan bahwa pelatihan SEAMEO Biotrop memberikan dampak besar bagi sekolah dan masyarakat, karena mampu mengubah limbah yang sebelumnya menjadi masalah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi, mulai dari urban farming, pertanian berkelanjutan, hingga pembuatan pupuk organik cair. Ia juga menekankan bahwa implementasi program tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi turut menggerakkan masyarakat sekitar untuk memanfaatkan limbah secara produktif.

“Kami sangat berbangga sekali dan luar biasa penghormatan yang luar biasa dari Kemendikdasmen yang telah memberikan kesempatan yang luar biasa ini kepada kami, salah satu dari penerima, Best Implementer. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berlanjut dan bisa memotivasi sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia tentunya bisa berdampak untuk kita semuanya, mudah-mudahan pemerintah selalu memperhatikan sekolah-sekolah di daerah tentunya terkait dengan pembangunan pertanian untuk para generasi milenial,” tutup Wiyuda.

Selain itu, Yusuf Kojiri, guru SDN Kendal Jaya II, menjelaskan bahwa sekolahnya mengembangkan inovasi pengelolaan sampah berbasis potensi desa pertanian. Siswa mengolah jerami menjadi kompos dan sekam menjadi pupuk, yang kemudian diadopsi oleh pemerintah desa dan dimanfaatkan para petani. Inovasi tersebut telah diuji dalam satu musim panen dan menghasilkan dampak signifikan untuk petani. Ia merasa sangat bangga menerima penghargaan tersebut, terutama karena mewakili Kabupaten Karawang. Ia berharap sekolahnya dapat menjadi pionir dalam menyadarkan masyarakat bahwa sampah bukan musuh, melainkan bisa menjadi berkah jika dimanfaatkan dengan baik.

“Kami merasa bangga. Karena bangga mewakili dari Kabupaten Karawang. Sekolah kami yang mudah-mudahan menjadi pionir untuk sekolah lainnya. Untuk mendapatkan inovasi seperti ini kita harus banyak bersinergi—melibatkan orang tua, perangkat desa, dan seluruh pihak terkait. Tanpa dukungan mereka, program kami tidak akan bisa mencapai keberhasilan seperti sekarang,” ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: