- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Siapkan Ancang-ancang, Pertamina Patra Niaga Matangkan Transisi Operasional Jelang Merger Besar
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Rencana besar PT Pertamina (Persero) untuk merombak struktur bisnis sektor hilir (downstream) melalui pembentukan subholding baru terus bergulir. Anak usaha yang terlibat, khususnya PT Pertamina Patra Niaga (PPN), menyatakan tengah melakukan persiapan intensif di level operasional guna menyambut integrasi yang dijadwalkan terealisasi pada 1 Januari 2026 mendatang.
Transformasi ini akan melibatkan tiga entitas besar, yakni PT Pertamina Patra Niaga (PPN), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS). Skemanya mencakup aksi merger dan spin-off untuk menciptakan lini bisnis yang lebih ramping dan kompetitif.
Corporate Secretary PPN, Robert MV Dumatubun, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh mengikuti arahan holding dalam proses transisi ini. Menurutnya, persiapan paralel di sisi operasional menjadi kunci agar penyatuan bisnis tidak mengganggu layanan publik.
"Persiapan tetap kita jalani bagaimana itu ditentukan. Kami ikut arahan saja dari holding seperti apa nantinya, tapi secara paralel kita siapkan secara operasional," ungkap Robert di sela konferensi pers Satgas Nataru 2025/2026 di Jakarta, Senin (22/12/2024).
Robert menjelaskan bahwa struktur penggabungan ini merupakan langkah strategis yang lazim dalam dunia usaha untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
"Ini sebenarnya sudah common dilakukan. Jadi nanti antara KPI sebagian PIS ada merger dan spin-off. KPI nanti bentuknya merger, kalau sebagian PIS itu bentuknya spin-off," tambahnya.
Target Operasional 2026 dan Restu Danantara
Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan bahwa rencana ini telah memasuki tahap finalisasi. Langkah krusial berikutnya adalah melakukan koordinasi dan meminta persetujuan dari Badan Pengelola Investasi Danantara.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Kirim Ribuan Tabung LPG dan Drum BBM via Laut dari Jakarta ke Aceh
“Sekarang kita sedang tahap finalisasi. Nanti kami akan laporkan ke Danantara untuk mendapatkan persetujuan. Mudah-mudahan per 1 Januari 2026 sudah terlaksana. Itu yang kami kejar,” kata Simon dalam sebuah kesempatan sebelumnya.
Langkah ini diambil setelah manajemen mengevaluasi efektivitas struktur holding-subholding yang sudah berjalan selama enam tahun terakhir. Simon menilai, dinamika sektor energi global menuntut Pertamina untuk bergerak lebih lincah melalui integrasi aset kilang, distribusi darat, hingga armada pelayaran dalam satu payung yang terintegrasi.
“Saat itu ketika ada holdingisasi itu adalah langkah yang terbaik. Tapi ketika kami melihat sekarang, kondisi sekarang dengan adanya keputusan ini kita sudah membandingkan antara penggabungan subholding PIS dengan Patra Niaga dengan Kilang,” jelas Simon.
Baca Juga: Kerahkan Transportasi Multi-Moda, Pertamina Salurkan 29.500 Liter BBM Tembus ke Takengon, Aceh
Melalui penggabungan ini, Pertamina berharap dapat mengoptimalkan rantai pasok energi dari hulu ke hilir, memangkas biaya operasional yang tumpang tindih, serta memperkuat ketahanan energi nasional di tengah transisi energi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement