Kredit Foto: Istimewa
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Mirza Mahendra mengungkapkan pihaknya tengah memacu proyek hilirisasi batu bara menjadi Synthetic Natural Gas (SNG) untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Proyek strategis yang berpusat di Tanjung Enim ini dirancang untuk memanfaatkan cadangan batu bara kalori rendah domestik yang selama ini kurang optimal secara ekonomi.
Mirza menjelaskan, pengembangan SNG ini masuk ke dalam pilar strategi Grow perusahaan, di mana PGN mulai melirik sumber energi di luar hidrokarbon minyak dan gas bumi konvensional.
"Selain itu juga suatu hal yang menarik untuk Grow ini kami juga mencoba mencari sumber dari sumber-sumber yang tidak hanya sumbernya menjadi hidrokarbon minyak dan gas tapi beralih sumber yang berasal dari coal yang kita bilang nanti adalah coal to SNG dari batu bara yang digasifikasi menjadi gas," ujar Mirza dalam diskusi INDEF di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Baca Juga: Gas Bumi Jadi 'Penyelamat' Transisi Energi, ESDM Buka-bukaan Profil Cadangan & Konsumsi RI
Langkah ini dinilai menjadi solusi atas tantangan penurunan produksi gas alam secara alami (natural decline) di beberapa wilayah. Dengan mengubah batu bara menjadi gas, PGN dapat menyalurkan energi tersebut langsung melalui infrastruktur pipa yang sudah tersedia tanpa harus membangun jaringan baru dari nol.
"Batu bara kita cukup besar cadangan kita dan kita memiliki batu bara-batu bara yang memiliki cadangan nilai kalorinya rendah low rank coal yang mungkin kalau dimanfaatkan nilainya juga tidak kurang begitu ekonomis nah ini yang kita coba optimalkan bagaimana kalau kita gunakan ini mendigasifikasi menjadi gas yang kita bisa manfaatkan menggunakan infrastruktur existing," tegas Mirza.
Integrasi Infrastruktur & Integrasi Regional
Secara teknis, Mirza mengungkapkan bahwa proyek SNG ini nantinya akan terintegrasi langsung dengan jaringan pipa tulang punggung (backbone) PGN di wilayah Sumatera Selatan.
Baca Juga: Prioritas Kebutuhan Domestik Pemerintah Reposisi Pengelolaan Gas
"Nah ini berada di Tanjung Enim yang nantinya coming soon begitu selesai project ini berjalan kita akan menyambungkan menghubungkan ke dalam infrastruktur pipa existing kita yaitu pipa SSWJ South Sumatra West Java," lanjutnya.
Lebih lanjut, Mirza menekankan bahwa kunci keberhasilan transisi energi di Indonesia adalah keseimbangan antara pasokan, permintaan, dan konektivitas. Strategi PGN tidak hanya fokus pada pembangunan pipa (pipeline), tetapi juga mencakup skema beyond pipeline seperti LNG dan CNG untuk menjangkau wilayah Indonesia Timur, terutama sektor smelter di Sulawesi.
Hilirisasi ini merupakan bagian dari kerangka strategi GAS (Grow, Adapt, Step-out). Selain SNG, PGN juga tengah menjajaki bisnis rendah karbon lainnya seperti biomethan dari limbah organik (POME) serta pengembangan hydrogen dan ammonia.
Baca Juga: BPH Migas Tinjau SPBU Nelayan di Donggala, Wujudkan Keadilan Energi bagi Warga Pesisir
"Dengan strategi GAS ini atau Grow, Adapt, and Step-out, sub-holding gas Pertamina atau PGN menegaskan peran untuk tidak hanya sebagai penyedia energi nasional tapi juga kita akan menjadi motor penggerak sebagai pendukung untuk mendukung transisi menuju energi rendah karbon dan berkelanjutan," pungkas Mirza.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement