WE Online, Jakarta - Sosok Gus Dur yang legendaris selalu hadir sampai hari ini. Demikian juga saat Muktamar NU di Jombang, 1-5 Agustus 2015 nanti. Tujuh wartawan senior, yang bertugas di Istana Negara saat KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden RI ke 4, akan "menghadirkan" Gus Dur dalam bentuk dokumentasi foto eksklusif saat Gus Dur menjadi Presiden. Pameran diadakan di rumah Budaya MEP Jl Agus Salim 9 Jombang, berjarak 700 meter dari lokasi pembukaan Muktamar.
"Para wartawan senior ini ingin menyeramakkan muktamar dengan pameran foto Gus Dur. Dan ini bukan sekedar foto, namun sebuah pembelajaran," tegas Yusron Ami nulloh, pemilik Rumah Budaya MEP Jombang.
"Foto-foto ini memberikan pembelajaran, betapa kiai NU itu kharismatik, disegani dan bahkan menjadi panutan," tambahnya.
Yusron, yang juga mantan wartawan ini menjelaskan, ada banyak foto yang jelas sebuah teks nyata. "Misalnya, seorang Ketua Umum PKB, Mathori Abdul Djalil, menangis dipangkuan Gus Dur saat dipanggung. Ini gambaran tawadhu, hubungan kyai dan santri meski dalam wilayah politik. Hal seperti ini sulit ditemukan hari hari ini," tegas Yusron.
Kebersahajaan Gus Dur juga tertangkap jelas di camera jurnalis, saat Gus Dur mengunjungi Pak Harto begitu dipilih sebagai Presiden RI ke 4. Semua adalah teks sangat jelas tentang pembelajaran berbangsa dan bernegara yang hari hari ini mulai "hilang" dari bangsa ini.
"Foto gandengan tangan Gus Dur, Megawati dengan Pemimpin Palestina Yasser Arafat adalah sebuah teks nyata, betapa Indonesia adalah bagian penting dari perjuangan kemerdekaan Palestina. Demikian juga ketawa lebar Gus Dur saat bersama mantan Perdana Menteri Lee Kuan You, atau Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammmad, adalah gambaran berwibawanya bangsa ini dimata dunia," tegas Yusron.
"Para politisi dan pemimpin bangsa ini harusnya lihat pameran ini untuk menjadi pembelajaran nyata, bahwa kedewasan berpolitik dan kewibawaan pemimpin adalah hal yang harus mereka miliki. Foto-foto ini adalah “buku tebal” bagi mereka yang mau belajar," ujar Yusron.
Maka, kehadiran 70 karya wartawan senior : Dodo Hawe (Surya), Agus Wahyudi (Jawa Pos), Muchtar Zakaria (AP)m Dadang Tti Mulya (Blomberg), Agus Mulyawan (Media Indonesia), Trisnadi (AP) dan Iwan Heriyanto (Surabaya Post) akan mewarnai Muktamar NU 2015 ini.
"Pameran foto ini insya Allah akan dibuka oleh keluarga KH Abdurrahman Wahid. Ini persembahan murni wartawan untuk mendokumentasikan Gus Dur dalam perjalanan politik dan budayanya," ucap Yusron.
Ditanya, apakah pameran ini terbuka umum, Yusron menjelaskan bahwa pameran ini dibuka untuk umum, selama MUktamar berlangsung 1-5 Agustus 2015. Dibuka jam 10 pagi hingga 10 malam. Bahkan, diramaikan dengan bazaar suevenir batik lasem, tas tasikmalaya, dompet dan manic-main Jombang, juga jilbab dan kerudung khas Mojokerto.
"Ini murni sumbangsih para jurnalis sebagai bagian dari masyarakat umum. Tidak ada kaitan langsung dengan panitia Muktamar NU. Kita independen," tutup Yusron.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement