Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepulauan Riau Tidak Terpengaruh El-Nino

Warta Ekonomi -

WE Online, Tanjungpinang - Fenomena El Nino tidak terlalu mempengaruhi Provinsi Kepulauan Riau, kecuali berupa penyimpangan musim kemarau menjadi sering hujan, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tanjungpinang Dhira Utara.

"Seharusnya mulai April-September tidak terjadi hujan, namun sejak akhir Juli sampai sekarang sering terjadi hujan. Perubahan cuaca itu akibat fenomena El Nino," tambahnya di Tanjungpinang, Rabu (12/8/2015).

Dia menjelaskan fenomena El Nino biasanya menyebabkan suatu daerah mengalami kekeringan panjang. Kondisi ini terjadi di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Timur.

"Air sumur kering, dan sumber-sumber air bersih lainnya juga kering. Ini terjadi di Pulau Jawa dan NTT, sementara Kepri dalam kondisi basah," ujarnya.

Sejak Rabu subuh, hujan mengguyur sebagian daerah di Kepri, seperti Tanjungpinang dan Batam. Hujan dengan intensitas tinggi tidak mempengaruhi mempengaruhi gelombang laut.

"Tinggi gelombang laut di Batam dan Tanjungpinang sekirar semeter," katanya.

Dia mengatakan El Nino merupakan gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST) di Samudra Pasifik sekitar ekuator (equatorial pacific) khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru).

"Karena lautan dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim," katanya.

Dalam kondisi iklim normal, lanjutnya suhu permukaan laut di sekitar Indonesia (Ekuator Pasifik bagian barat) umumnya hangat dan karenanya proses penguapan mudah terjadi dan awan-awan hujan mudah terbentuk. Namun ketika fenomena El Nino terjadi, saat suhu permukaan laut di Ekuator Pasifik bagian tengah dan timur menghangat, justru perairan sekitar Indonesia umumnya mengalami penurunan suhu (menyimpang dari biasanya). Akibatnya, terjadi perubahan pada peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia.

Fenomena El Nino diamati dengan menganalisis data-data atmosfer dan kelautan yang terekam melalui "weather buoy" yaitu suatu alat perekam data atmosfer dan lautan yang bekerja otomatis dan ditempatkan di samudra. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: