WE Online, Jakarta - Selain masalah-masalah ekonomi yang menyangkut perdagangan, investasi dan energi terbarukan, pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Finlandia Sauli Vainamo Niinisto yang tiba di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/11/2015), bersama Ibu Negara Jenni Hauk, juga membicarakan masalah hubungan internasional, khususnya menyangkut konteks Uni Eropa, dan masalah penyelesaian sengketan di sebagian wilayah dunia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, pada bidang ekonomi ada tiga bagian yang dibahas, yaitu pertama upaya peningkatan perdagangan dan investasi. Menurut Menlu, kedua presiden sepakat untuk meningkatkan perdagangan bilateral sampai seniali 1 miliar dollar AS pada tahun 2016, atau naik dibanding nilai perdagangan sampai tahun 2014 hampir 800 juta dollar AS.
"Jadi pada target itu kita harapkan akan tercapai," kata Retno kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Kedua, masih dibidang ekonomi adalah investasi. Menlu menjelaskan, Indonesia berupaya meningkatkan kerjasama investasi terutama di bidang energi terbarukan dan energi efesiensi.
Ketiga, lanjut Menlu, adalah berkaitan dengan IT (Information Technology) atau dengan digital ekonomi. “Sebagaimana teman-teman ketahui kita memiliki visi pada tahun 2020 akan menjadikan Indoensia pasar digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Jadi di agian ekonomi tadi, di bagian perdagangan, investasi , dan inovasi,” terang Retno.
Uni Eropa
Mengenai kerjasama dalam konteks Uni Eropa, Menlu Retno Marsudi mengatakan, bahwa Presiden Jokowi mengupayakan agar warga negara indonesia bisa mendapakan fasilitas bebas visa masuk ke negara Finlandia.
"Hubungan kita baik. Indonesia adalah negara pertama yang memiliki comprehensi internship dengan Uni Eropa, dan kita ingin terus meningkatkan terus hubungan kita dengan Uni Eropa. Oleh karena itu, Presiden menyampaikan kembali agar warga negara indonesia dapat dibebaskan visa untuk masuk," jelas Menlu.
Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Filandia itu, menurut Menlu juga membahas mengenai isu terkait konflik Syiria. Kedua Presiden, lanjut Menlu, membahas situasi dunia saat ini dan pentingnya solusi politik dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi di dunia.
Menlu juga mengatakan, bahwa pembahasan di bidang energi dan sumber daya manusia masih berlangsung antara Menteri ESDM kedua negara. Hal tersebut masih berkaitan dengan efisiensi dan energi terbarukan.
"Saya sudah melakukan pertemuan dengan menteri luar negerinya dan dibahas secara detil. Yang tadi ditanda tangani adalah kerjasama di bidang sumberdaya manusia, dan sekarang Menteri ESDM sedang membahasnya," terang Menlu.
Retno juga mengatakan ada hal lain pembahasan mengenai pengelolaan lahan gambut. Menlu menyebutkan, seperti wilayah Finlandia merupakan lahan gambut, namun negara ini sudah men-convert lahan gambutmenjadi energi.
"Jadi kontribusi energi dari gambut di Finlandia mencapai 5-7 persen. Hal ini yang antara lain yang akan dipelajari oleh Menteri ESDM," pungkas Retno.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement