Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menperin Ajak Finlandia Investasi di Kawasan Industri

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin mendorong negara Skandinavia di Eropa Utara Finlandia turut memperkuat pengembangan 14 kawasan industri yang tengah dipacu.

"Pusat-pusat industri yang dibangun di kawasan khusus itu membutuhkan teknologi dan mesin-mesin yang dimiliki negara maju termasuk Finlandia," kata Saleh usai menerima delegasi Finlandia di Kementerian Perindustrian di Jakarta, Rabu (5/11/2015).

Delegasi tersebut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Filandia Timo Soini dan diikuti oleh beberapa pemimpin perusahaan seperti Oilon (teknologi pembangkit listrik, pulp, kertas), Outoec (teknologi logam, mineral, water treatment) dan Konecranes (industri cranes untuk pelabuhan,otomotif, tambang).

Saleh menuturkan, teknologi dan mesin industri menunjang produktivitas sekaligus efisiensi pabrik-pabrik. Lokasi kawasan industri yang sebagian besar di luar Jawa memerlukan sistem produksi yang terbukti tangguh dan efisien.

"Finlandia dapat masuk ke kawasan industri sebagai pemasok dan berinvestasi dengan menggandeng mitra lokal. Mereka juga kuat di teknologi pembangkit listrik dan energi alternatif yang dibutuhkan di remote area," kata Saleh.

Sebanyak 14 kawasan industri dikembangkan sesuai konsentrasi dan bahan baku yang dihasilkan daerah terkait, yakni Bintuni Papua Barat untuk migas dan pupuk; Buli Halmahera Timur, Maluku Utara untuk smelter ferronikel, stainless steel, dan downstream stainless steel.

Kemudian, Bitung Sulawesi Utara untuk agro dan logistik; Palu Sulawesi Tengah untuk rotan, karet, kakao dan smelter; Morowali Sulawesi Tengah, Konawe Sulawesi Tenggara dan Bantaeng Sulawesi Selatan difokuskan pada industri smelter ferronikel, stainless steel, dan downstream stainless steel.

Sementara di Kalimantan, kawasan industri di Batulicin Kalsel untuk besi baja; Jorong Kalsel untuk hilirisasi sumber daya mineral bauksit, kelapa sawit; Ketapang Kalbar untuk alumina) dan Landak Kalbar (karet, CPO). Kemudian, di Pulau Sumatera dikembangkan kawasan industri Kuala Tanjung Sumut untuk aluminium, CPO; Sei Mangke Sumut untuk pengolahan CPO; dan Tanggamus Lampung untuk industri maritim dan logistik.

Menteri Luar Negeri Finlandia Timo Soini mengakui pihaknya melirik Indonesia untuk meningkatkan kerja sama karena potensi ekonomi yang luar biasa. Menurut dia, Indonesia yang sumber daya alam melimpah membutuhkan industri untuk pengembangan potensi serta konektivitas antarpulau.

"Investasi Finlandia di Indoensia sekitar setengah miliar euro. Kami ingin menggandakannya," ujar Timo.

Pihak Finlandia, lanjut Timo, tertarik dengan bisnis pulp dan kelapa sawit, selain investasi industri berbasis teknologi lainnya.

Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, produk dan jasa teknologi Finlandia sudah dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan swasta serta BUMN.

"Di bidang pengolahan mineral dan logam, Krakatau Steel dan Antam sudah menggunakan teknologi Finlandia," ujarnya.

Ekspor Indonesia ke negara tersebut antara lain produk karet, alas kaki, mesin, boiler, buah-buahan, keramik, dan kayu. Sebaliknya, Finlandia mengapalkan peralatan elektronik, kertas, produk baja, plastik, kapal, dan kimia termasuk pewarna. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: