WE Online, Jakarta - PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT), sejak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Januari 1998 silam, sampai saat ini, baru melepas 5 persen sahamnya kepada publik.
Wakil Presiden Direktur Jakarta Setiabudi Internasional, Purwo Hari Prawiro mengungkapkan bahwa, perseroan belum memenuhi standar saham yang dilepas ke publik sebanyak 7,5 persen dari pihak bursa.
"Yang kita lihat dan akan diusahakan pada tahun depan adalah soal likuiditas saham perseroan," kata dia, Selasa (24/11/2015).
Ia juga bilang, jika dilihat dari struktur pemegang saham, perusahaan lebih banyak didominasi oleh investor institusi, bukan ritel.
"Kalau lihat struktur pemegang saham kebanyakan institusi. Sebagai emiten kita tak bisa lakukan apa-apa soal harga saham yang stagnan," terangnya.
Sementara untuk tahun depan, sebut dia, pihaknya bakal mengupayakan untuk melakukan aksi korporasi melalui mekanisme penerbitan saham baru atau rights issue.
"Tahun depan kita upayakan rights issue atau yang lainnya, akan kita lihat ke depan. Setelah satu tahun ekonomi pick up kita akan kearah sana. Sebenarnya mau tahun ini, cuma ekonomi lagi begini," tambahnya.
Catatan saja, pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham JSPT, antara lain PT Jan Darmadi Investindo (induk usaha) (57,67%), NSL-Client Segregated Account (15,71%), UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus (14,37%) dan Noord-Amerikaanse Financierings Maatschappij BV (9,52%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement