Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahasa Banyumasan Terancam Punah

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Budayawan Ahmad Thohari menilai bahasa Banyumasan yang khas dengan kata "inyong" terancam punah seiring gerusan modernisasi, termasuk atas pengaruh Bahasa Jawa.

"Jadi dari Kementerian Agama ada upaya menerjemahkan Alquran ke bahasa Banyumasan. Ini seiring dengan upaya melestarikan sejumlah bahasa daerah yang terancam punah," kata Thohari usai menghadiri Peluncuran Alquran Terjemahan Bahasa Daerah dan Kamus Istilah Keagamaan, di Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Menurut dia, Banyumasan sejatinya sudah mulai mengalami ancaman kepunahan sejak otoritas Kerajaan Mataram di Jawa melakukan politisasi bahasa.

"Bahasa Banyumasan itu bahasa yang lebih tua ketimbang bahasa Jawa yang sekarang banyak dipakai. Bahasa Banyumasan telah ada sejak abad ke-7. Di abad ke-16 mulai dipolitisasi Kerajaan Mataram dengan mengubah Bahasa Kuna yang sifatnya lebih egaliter," kata penulis Novel Trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" ini.

Bahasa Jawa yang ada sekarang ini, kata dia, merupakan buah dari politisasi Mataram di masa lampau. Dalam "bahasa kraton" ini sengaja disematkan nilai-nilai etika sehingga Bahasa Jawa memiliki tingkatan-tingakatan yang dikenal dengan istilah "ngoko", "kromo madyo" dan "kromo alus".

Sementara Banyumasan, lanjut dia, tidak memiliki strata bahasa seperti Bahasa Jawa sehingga sejatinya "bahasa inyong" lebih memiliki jiwa egaliter (kesetaraan) dan demokrasi.

Menurut dia, banyak yang tidak tahu Banyumasan atau "Jawa Kuna" sebetulnya adalah bahasa asli masyarakat Jawa sebelum munculnya pengaruh Kerajaan Mataram.

Atas dasar itu, Thohari mengapresiasi upaya Kemenag yang menerbitkan terjemahan Alquran dalam Bahasa Banyumasan.

"Bahasa itu terkait suku. Konservasi pelestarian suku itu perlu, seperti yang ada di Surat Al Hujarat. Keberagaman itu harus tetap ada, sehingga dengan begitu ayat suci tidak akan kehilangan eksistensinya," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: