Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yen Menguat Dipicu Pelemahan Sentimen Karena Minyak Turun

Warta Ekonomi -

WE Online, Tokyo - Kurs yen menguat di perdagangan Asia pada Selasa dipicu melemahnya sentimen karena penurunan kembali harga minyak, sementara pound berada di bawah tekanan atas kekhawatiran bahwa Inggris kemungkinan memilih meninggalkan Uni Eropa tahun ini.

Para investor memburu unit Jepang -- yang secara luas dilihat sebagai investasi yang aman pada saat terjadi gejolak -- setelah penurunan kembali harga minyak mentah, setelah melonjak lebih dari enam persen di AS pada Senin (23/2/2016).

Tetapi pada Selasa, minyak mentah AS dan Brent turun masing-masing lebih dari satu persen, karena para pedagang mempertimbangkan pembicaraan tentang pembekuan produksi oleh para produsen besar di pasar global yang kelebihan pasokan.

Menanggapi ketidakpastian, dolar melemah menjadi 112,28 yen di Tokyo dari 112,91 yen pada Senin di New York.

Euro jatuh ke 124,02 yen dari 124,52 yen, sedangkan mata uang umum naik tipis menjadi 1,1043 dolar dari 1,1029 dolar di perdagangan AS.

Pound dibeli 1,4114 dolar, setelah jatuh menjadi 1,4058 dolar di perdagangan AS, tingkat terendahnya sejak Maret 2009. Pound kemudian pulih menjadi 1,4148 dolar di perdagangan New York.

Kesepakatan Perdana Menteri Inggris David Cameron dengan Uni Eropa pekan lalu untuk menghindari keluar dari blok itu dengan cepat menjadi sebuah pertanyaan, setelah Walikota London Boris Johnson pada Minggu menyatakan dukungannya untuk referendum pada 23 Juni.

Penguatan yen juga didorong oleh meningkatnya keraguan atas upaya-upaya Tokyo meningkatkan ekonomi yang kontraksi 0,4 persen pada kuartal Oktober-Desember.

Para analis memperingatkan bahwa bank sentral Jepang (BoJ) mungkin akan kehabisan alat kebijakan, setelah mengumumkan kebijakan suku bunga negatif bulan lalu -- sebuah tindakan yang secara luas dipandang sebagai upaya putus asa untuk meningkatkan pertumbuhan.

Langkah-langkah pelonggaran lebih lanjut akan cenderung melemahkan yen.

"Ini mulai terasa seperti BoJ benar-benar terjebak," Tetsuo Seshimo, seorang manajer portofolio di Saison Asset Management, mengatakan kepada Bloomberg News.

"Yen telah diperdagangkan pada tingkat terendah secara historis yang menyiratkan sejumlah pelonggaran tak berujung, tapi sekarang keraguan muncul." "Sulit untuk membayangkan skenario di mana BoJ bisa mengambil tindakan." Dalam perdagangan lainnya, yuan jatuh setelah bank sentral Tiongkok (PBoC) menurunkan kurs referensi harian paling dalam enam minggu, sedangkan mata uang negara-negara berkembang secara luas naik terhadap dolar.

Ringgit Malaysia naik tipis 0,19 persen dan won Korea Selatan naik 0,16 persen. Rupiah Indonesia dan baht Thailand juga naik. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: