Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yen Menguat Setelah Kesepakatan Minyak Mengecewakan

Warta Ekonomi -

WE Online, Tokyo - Kurs yen menguat di Asia pada Rabu (17/2/2016) setelah pembekuan produksi minyak oleh Arab Saudi dan Rusia mengecewakan investor, sementara yuan Tiongkok menuju penurunan dua hari terbesar dalam lebih dari sebulan.

Para investor didorong ke unit Jepang -- dianggap sebagai investasi yang aman di saat terjadi gejolak -- setelah perjanjian bersyarat membekukan produksi minyak di tingkat Januari, daripada membuat pemotongan.

Pakta yang melibatkan dua produsen terbesar dunia serta Venezuela dan Qatar secara luas dipandang sebagai tidak cukup, setelah kemunduran yang telah melihat harga minyak mentah roboh dan pasar global terpukul.

Di Tokyo, dolar turun tipis menjadi 113,85 yen dari 114,03 yen di New York pada Selasa sore dan dibandingkan dengan 114,83 yen di Tokyo pada Selasa sore.

Euro berada di 1,1150 dolar dan 126,94 yen terhadap 1,1143 dolar dan 127,07 yen.

Yuan Tiongkok turun 0,12 persen menjadi 6,5259 terhadap dolar pada Rabu pagi, menurut kurs Sistem Perdagangan Valuta Asing Tiongkok.

Yuan telah menurun 0,5 persen selama dua hari terakhir, terbesar sejak awal Januari.

Pada Senin, unit melonjak lebih dari satu persen terhadap dolar setelah Gubernur Bank Sentral Tiongkok (PBoC) Zhou Xiaochuan, mengatakan tidak ada alasan mata uang harus jatuh lebih lanjut setelah kemerosotan selama enam bulan.

Komentarnya dalam sebuah wawancara akhir pekan, yang pertamanya tentang krisis, ketika otoritas mencoba membawa beberapa stabilitas di pasar negara itu yang sedang terbelenggu.

Mata uang negara-negara berkembang lainnya juga terpukul oleh kesepakatan minyak yang mengecewakan dengan ringgit Malaysia yang bergantung minyak mentah jatuh 1,34 persen terhadap dolar.

Rupiah Indonesia melemah 0,80 persen dan peso Filipina melemah 0,35 persen.

Para pedagang terus mengawasi risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Januari yang akan keluar pada Rabu, yang para ahli akan teliti untuk petunjuk tentang pemikiran bank tentang kebijakan moneternya.

"Pasar masih sensitif, mengamati dengan seksama keterangan-keterangan oleh otoritas moneter," kata Toshihiko Sakai, kepala manajer perdagangan valas di Mitsubishi UFJ Trust and Banking.

"Ini tidak akan mengejutkan jika kita kembali ke perdagangan volatile lagi.". (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: