Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPOP Dorong Program Sawit Berkelanjutan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP) menilai sertifikat Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sangat penting bagi masa depan industri sawit di Indonesia. Untuk itu IPOP terus mendorong agar pelaku industri petani atau perusahaan terus menerapkan sistem sawit berkelanjutan.

Direktur Eksekutif IPOP, Nurdiana Darus mengungkapkan Industri sawit di Indonesia saat ini telah menjadi yang terbesar di dunia, dimana 80% untuk memenuhi pasar ekspor. Sayangnya hasil produksi sawit di Indonesia dinilai dihasilkan dengan cara yang tidak baik, yakni mengabaikan lingkungan hidup di sekitarnya, seperti membakar hutan dan merusak habitat binatang yang ada.

Hal itu menjadi tantangan besar bagi industri sawit Indonesia. Jika negara tidak bisa mengatasinya, maka Indonesia akan kehilangan pasar ekspor. Atau kalaupun barang diterima di negara tujuan dikenakan pajak yang tinggi sehingga tidak dapat bersaing dengan produsen sawit dari negara lain.

Menurut Nurdiana, kebutuhan minyak Sawit di dunia ke depan akan semakin besar. Karenanya banyak negara, seperti Afrika, India dan China ingin mengembangkan sawit di negara mereka.

"Saat ini kita sudah unggul, kita hanya perlu menjaga, kalau kita tidak mengikuti aturan produk kita tidak akan laku dan kalah dari negara lain," ujar Nurdiana.

Sebagai bentuk dukungan IPOP terhadap industri sawit berkelanjutan, IPOP menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo yang menyiapkan moratorium terhadap pembukaan lahan baru kelapa sawit di Indonesia. Menurut IPOP, hal itu menjadi momentum agar petani sawit sebagai produsen utama kelapa sawit terus diberdayakan dan ditingkatkan kapasitasnya.

Selain itu IPOP juga melakukan penandatanganan ikrar IPOP dengan sejumlah perusahaan seperti Asian Agri, GAR, Wilmar, Cargil, Musim Mas dan Astra Agro Lestari, untuk aktif dalam mengimplementasikan program pemberdayaan petani, baik plasma maupun swadaya. Program pemberdayaan petani tersebut akan terus dilakukan oleh masing-masing perusahaan maupun secara kolektif melalui program pemberdayaan IPOP.

"Upaya kolektif tentunya akan membawa dampak yang lebih besar terhadap peningkatan produktivitas dan kapasitas petani di Indonesia," jelas Nurdiana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: