Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Protes Romo Magnis Atas SBY Dinilai Provokatif

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE.CO.ID – Surat terbuka Franz Magnis Suseno atau biasa dipanggil Romo Magniz yang berisi protes terhadap Presiden Susilo Bambang (SBY) Yudhoyono dinilai lebih berbau provokatif ketimbang masukan konstruktif.

Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief mengemukakan penilaian itu dalam pernyataannya yang diterima we.co.id, Selasa (21/5/2013).

Romo Magnis atau Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis mengirim surat terbuka untuk The Appeal of Conscience Foundation (ACF). Isinya memprotes Penghargaan Negarawan Dunia atau World Statesman Award untuk Presiden Republik Indonesia SBY dari lembaga yang berpusat di New York, Amerika Serikat, itu. Presiden Indonesia dianggap berjasa dan berhasil menciptakan perdamaian, toleransi beragama, dan menangani konflik dengan baik.

Protes Romo Magnis itu menyangkut dua hal. Pertama, selama 8,5 tahun kepemimpinannya, SBY tidak pernah menyatakan kepada rakyat Indonesia untuk menghormati minoritas. Kedua, SBY tidak pernah melindungi kelompok yang menjadi korban kekerasan seperti dalam kasus Ahmadiyah dan Syiah yang dicap sesat oleh kelompok aliran keras.

"...pemerintah yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono tidak melakukan apa-apa dan enggan mengatakan sepatah kata pun untuk melindungi mereka?” tulis Romo Magnis.

Dalam surat protesnya, pria kelahiran Eckersdorf, Silesia, Jerman (kini Bo?ków, Nowa Ruda, Polandia), 26 Mei 1936 itu menuturkan ratusan orang Ahmadiyah dan Syiah yang dianggap sesat diusir dari tempat tinggal mereka. Akibatnya, mereka mengungsi ke tempat-tempat pengungsian seperti gedung olahraga.

“Bahkan sudah ada jemaah Ahmadiyah yang dibunuh dan warga Syiah yang tewas (sehingga muncul pertanyaan apakah Indonesia akan memburuk kondisinya seperti di Pakistan dan Irak [seperti yang dikatakan Presiden GW Bush] di mana setiap bulan ratusan orang Syiah dibunuh dengan dalih agama)?” tulis Romo Magnis yang dalam suratnya memperkenalkan diri sebagai seorang pastor Katolik dan profesor Filsafat dari Jakarta.

"Sehingga muncul pertanyaan apakah Indonesia akan memburuk kondisinya seperti Pakistan dan Irak di mana setiap bulan orang Syiah dibunuh karena motivasi agama,” katanya.

Romo Magnis mengaku surat tersebut sudah dikirimkan kepada pihak ACF namun belum mendapatkan jawaban. "Sudah saya kirimi tapi sampai saat ini belum mendapat jawabannya," tandas Romo Magnis serbagaimana dikutip JPNN, Kamis pekan lalu.

Andi Arief menilai apa yang disampaikan Romo Magnis itu lebih bernada hasutan atau provokatif ketimbang keluhuran budi yang tulus untuk memperbaiki keadaan.

“Lebih sebagai kebencian ketimbang ingin mempebaiki keadaan. Denyut perubahan positif yang amat banyak, bagi Magnis dianggap tak ada. (Isi) Surat Magnis (menunjukkan dia) amnesia keadaan,” ujar Andi.

[email protected]

Foto-foto: presidenri.go.id dan www.forum-weltkirche.de

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Nurcholish MA Basyari

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: