Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pacitan Menjadi 'Pilot Project' Sentra Kreatif Nasional

Warta Ekonomi -

WE.CO.ID - Pemerintah menjadikan Kabupaten Pacitan sebagai proyek percontohan pengembangan sentra kreatif tingkat nasional berbasis usaha kecil dan menengah melalui produk kerajinan batu mulia serta batik tulis, yang telah lama berkembang dan menjadi ikon daerah setempat.

"Ada lima daerah yang menjadi 'pilot project' sentra kreatif nasional, dan semuanya merupakan kawasan destinasi wisata," kata Direktur Pengembangan Seni Rupa (PSR) Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Watie Moerani di Pacitan, Jawa Timur, Selasa.

Lima daerah percontohan pengembangan setra kreatif yang dimaksud yaitu Kabupaten Pacitan (Jawa Timur), Batang dan Magelang (Jawa Tengah), Tana Toraja (Sulawesi Selatan), serta Manggarai Barat (Nusa Tenggara Timur).

Menurut Watie, pengembangan sentra kreatif didasarkan pada potensi yang dimiliki daerah bersangkutan.

Di Kabupaten Pacitan, misalnya, daerah yang memiliki kawasan pegunungan karst unik dan menjadi gudang temuan fosil prasejarah dunia tersebut selama ini juga dikenal sebagai pusat industri batu mulia dan batik tulis.

Potensi besar tersebut menurut Watie menjadi modal dasar pengembangan sentra kreatif dengan melakukan pembinaan para perajin serta memfasilitasi manajemen pemasaran produk agar memiliki kwalitas serta harga yang kompetitif di pasaran.

"Karena desain bersifat dinamis sehingga tingkat persaingan dengan produk sejenis akan lebih kompetetif. Namun tanpa meninggalkan desain-desain dengan motif tradisional," ujarnya.

Program sentra kreatif sendiri akan terus digulirkan hingga tahun 2015, sehingga kemampuan para perajin di daerah-daerah diharapkan terus terasah. "Motif tradisional harus selalu dijaga dan dikembangkan," ujarnya.

Watie menambahkan, salah satu upaya pengembangan sentra kreatif yang mulai dirasakan hasilnya adalah di Kabupaten Manggarai Barat.

Jika sebelumnya batik ikat kepala didatangkan dari Solo, Jawa Tengah, kini masyarakat di wilayah tersebut mulai mampu memproduksinya sendiri.

"Kami juga melatih membuat patung komodo. Apalagi di sana (Kabupaten Maggarai Barat) juga ada Sail Komodo," imbuhnya.

Namun, Watie juga memberikan masukan bagi pemerintah daerah maupun para perajin batik tulis dan batu mulia di Kabupaten Pacitan. Salah satu yang menurutnya perlu dibenahi adalah masalah harga jual produk.

Dia mencontohkan, harga batik berpewarna alami produksi Kabupaten Pacitan yang menurutnya terbilang mahal, sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

"Di pameran Smesco (Jakarta) harga batik diatas Rp500 ribu. Padahal yang pengunjungnya kan tidak semuanya orang kaya," kritiknya.

Menanggapi hal itu, Kabid Perindustrian Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Pacitan M Afandi menjelaskan, mahalnya harga batik lantaran proses produksinya 100 persen hasil kerajinan tangan (full hand made), sehingga memakan waktu lama.

Ia mencontohkan batik dengan dua warna alami. Menurutnya, perlu waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya satu produk batik tulis semacam itu. "Apalagi yang tiga warna, bisa lebih lama lagi. Tapi ada juga yang murah, seperti yang harga Rp170 ribu, juga ada," kilahnya. (Ant)

Foto : SY

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhamad Ihsan

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: