Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelaku Industri Sawit Harus Perhatikan Aspek Lingkungan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Semua negara harus menyatakan komitmen yang ambisius untuk mengurangi pemanasan global di bawah dua derajat celcius dengan menentukan jenis kontribusi berdasarkan kondisi sosial ekonominya. Komitmen yang ambisius tersebut baru akan efektif bila langkah-langkah konkret yang dilakukan sejalan dengan upaya-upaya mengurangi pemanasan global.

Hal itu terungkap dalam Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim atau Conference of Parties (COP 21) yang berlangsung di Paris, Perancis, pada 30 November-11 Desember 2015.

Managing Director Asian Agri Kelvin Tio mengatakan bahwa pada saat ini industri kelapa sawit kerapkali dituding ikut menyumbang emisi karbon yang berdampak pada pemanasan global. Upaya-upaya konkret untuk memastikan tata kelola perkebunan yang memperhatikan aspek lingkungan menjadi sangat penting.

"Indonesia, dengan luas kebun sawit mencapai 11 juta ha yang terdiri dari 51% dikelola perusahaan swasta, lalu 7% dikelola perusahaan negara, dan sisanya sekitar 42% dikelola oleh petani, menegaskan komitmen mengedepankan prinsip pengelolaan perkebunan sawit yang berkelanjutan dan memberikan dampak bagi kesejahteraan petani," katanya terkait pertemuan COP 21 di sebagaimana disampaikan dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Bagi pelaku bisnis di Indonesia terutama yang bergerak di industri sawit, jelasnya, berkepentingan dalam menyelaraskan pengembangan industri sawit dengan agenda perubahan iklim.

"Besarnya potensi pasar bagi industri sawit, para pelakunya dihadapkan pada tantangan agar terus mampu melanjutkan praktik-praktik pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan yang menekankan pada aspek perlindungan lingkungan," paparnya.

Kelvin memastikan keberhasilan perusahaan sawit dalam membangun kemitraan dengan para petani telah terbukti memberi manfaat dalam meningkatan kesejahteraan petani sekaligus memperhatikan aspek lingkungan. Pola kemitraan dengan petani tetap dikembangkan dengan semangat mengembangkan perkebunan berkelanjutan dan ramah lingkungan serta pada gilirannya akan ikut berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim.

"Pembukaan lahan dengan cara membakar harus ditinggalkan, termasuk bagaimana menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan di dalam pengelolaan perkebunan. Pelaku industri sawit di Indonesia perlu meningkatkan kontribusi kebun sawit petani, baik yang dikelola secara kemitraan maupun mandiri, masuk dalam supply chain global dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi serta berpihak terhadap perlindungan lingkungan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: