Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDAM Surabaya Siap Terbitkan Obligasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Salah Satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, sedang mengkaji penerbitan obligasi.

Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini usai merayakan hari kelahiran RA Kartini di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (21/4/2014).

"Kami ada empat perusahaan BUMD, ada PDAM, PD Pasar, Rumah Potong Hewan (RPH), dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dari keempat perusahaan, yang paling mungkin PDAM," ungkap Risma.

Menurut Risma, PDAM saat ini yang paling membutuhkan dana. Pasalnya, saat ini pemerintah bersama PDAM sedang membangun fasilitas air bersih untuk langsung minum di seluruh kecamatan yang berada di kota Surabaya.

"Saat ini sudah satu kecamatan yang sudah dipasang. Kalau tidak salah Kecamatan Rungkut," terangnya.

Untuk melakukan pemasangan fasilitas air bersih langsung minum, dana yang dibutuhkan lebih dari Rp 100 miliar.

"Karena PDAM butuh biaya besar untuk ganti semua pipa yang dipakai. Itu kira-kira ratusan miliar. Kalau Rp 100 miliar itu lebih," jelasnya.

Saat ini, ada sebanyak 31 kecamatan di kota Surabaya, wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya ini menargetkan semua kecamatan dapat secepatnya menerapkan fasilitas tersebut.

"Kami targetkan semua kecamatan dapat terpasang semua. Ini tergantung obligasinya. Kalau bisa cepat, ya, kami akan langsung jalankan," terangnya.

Insinyur lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mendalami kemungkinan untuk penerbitan obligasi.

"Kita sedang belajar untuk penerbitan obligasi pemerintah. Saya sedang belajar dan staf saya juga akan belajar supaya satu visi. Kalau saya saja kan susah, kalau staf saya tidak mengerti. Saat ini saya masih belajar berapa banyaknya untuk perusahaan daerah," tukasnya.

Tercatat, hingga tahun 2012 PDAM kota Surabaya memiliki 485.169 pelanggan yang terdiri dari perumahan, pemerintah, perdagangan, industri sosial umum, sosial khusus, dan pelabuhan. Total aset pada tahun 2011 sebesar Rp 1,16 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,13 triliun. Pendapatan usaha sebesar Rp 544,78 miliar dari sebelumnya Rp 499,20 miliar. Sedangkan, laba bersih turun tipis dari Rp 149,28 miliar dari sebelumnya Rp 149,80 miliar.

Penurunan laba tersebut diakibatkan beberapa beban seperti operasional, perbaikan dan pemeliharaan, penyusutan dan amortisasi, serta beban bunga yang meningkat jadi Rp 385,54 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 338,74 miliar.

(Annisa Nurfitriani)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: