Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Pasang Jurus Sakti Agar Wilayahnya Bebas Covid-19, Simak!

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Pasang Jurus Sakti Agar Wilayahnya Bebas Covid-19, Simak! Kredit Foto: Pemkot Surabaya
Warta Ekonomi, Surabaya -

Usai Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Jumat (30/12/2022), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya segera menindaklanjuti arahan tersebut dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam percepatan laju ekonomi. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengeklaim, wilayahnya pernah mengeluarkan kebijakan PPKM di tahun 2022 lalu, namun pertumbuhan ekonomi mampu melejit di angka 7,17 persen. 

Baca Juga: Pencabutan PPKM Jadi Sinyal Positif Bagi Kebangkitan Ekonomi Nasional

Untuk itu, kata Eri, pihaknya akan segera mengumpulkan para RT/RW di tiap kelurahan untuk memaparkan strategi Pemkot Surabaya dalam percepatan kegiatan perekonomian.  

"Sebenarnya PPKM kita sudah bisa melakukan sampai dengan 7,17 persen. Selanjutnya, kita akan memanggil mengumpulkan semua RT/RW bergantian per kelurahan. Kita akan sampaikan strategi dan paparan kita, karena pembangunan penyelesaian permasalahan kemiskinan dan pengangguran itu juga bergantung peran serta masyarakat," terang Eri, dalam keterangan resminya pada Warta Ekonomi di Surabaya, Senin (2/1/2023). 

Walaupun demikian, kata Eri, Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya akan tetap bertugas. Hal ini merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 pada Masa Transisi Menuju Endemi. 

"(Hasil) rapat ini PPKM ditiadakan, tapi tetap ada catatan. Pertama, bagaimana Satgas Covid-19 tetap ada untuk mencegah lonjakan Covid-19. Kedua, disampaikan pada pemakaian masker di tempat keramaian dan ruang tertutup. Kalau ada orang yang merasa (bergejala) sakit (Covid-19) maka dilakukan isolasi secara mandiri," ujar Eri.

Oleh karena itu, lanjut Eri, dibutuhkan peran serta masyarakat Kota Surabaya dalam membatasi pergerakan virus Covid-19. Sebab, jika terjadi kenaikan angka kasus, maka hal tersebut diakibatkan oleh jenis mutasi virus atau munculnya varian baru Covid-19 nantinya.

"Seperti disampaikan oleh pak Menkes (Budi Gunadi) juga, Covid-19 ini bukan karena tahun baru atau lebaran tetapi karena setiap varian baru mereka ada lonjakan. Insya Allah sampai dengan Agustus kita akan melakukan itu sambil melihat pergerakan-pergerakan. Kalau nanti sampai Agustus itu tidak ada lonjakan maka dilakukan maka dilakukanlah endemi," terangnya.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Wamendagri Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Disinggung kondisi Kota Surabaya dalam upaya penanganan Covid-19, Pria yang sering disapa Cak Eri ini secara tegas mengatakan upaya penanganan Covid-19 alami penurunan kasus. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya menggencarkan vaksinasi dosis 3 (booster) di tingkat RW. Camat dan Lurah diminta untuk mendeteksi warganya yang belum melakukan vaksin booster berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.

"Alhamdulilah landai, kalau turunnya (Covid-19) cepat, dia sembuhnya cepat, berarti tinggi imunnya. Sehingga salah satu faktor untuk melakukan pencegahan ini adalah imun (vaksinasi) booster. Kita terapkan di masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk melihat data Dinkes, siapa warganya yang belum vaksin booster cukup di balai RW, itu yang kita lakukan. Semoga kita bisa segera menuju ke endemi," pungkas Cak Eri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: