Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappenas: Pertumbuhan Masyarakat Kaya Pengaruhi Kesenjangan Ekonomi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana mengatakan pertumbuhan kelompok masyarakat kaya disinyalir berpengaruh besar terhadap lebarnya kesenjangan kesejahteraan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin.

"Memang yang sangat tinggi peningkatannya adalah 20 persen terkaya sehingga mendorong indikator kesenjangan atau gini ratio, yakni dihitung 40 persen termiskin, 40 persen menengah, dan 20 persen terkaya," kata Armida Alisjahbana di Jakarta, Rabu (3/9/2014).

Armida mengatakan 20 persen kelompok terkaya ini adalah pihak yang memperoleh manfaat dari kenaikan-kenaikan harga komoditas atau commodity boom yang terjadi sepanjang 2010-2012.

"Selama 2010-2012 itu terjadi commodity boom. Jadi, harga-harga perkebunan, komoditas termasuk tambang itu naik. Nah, yang 20 persen ini yang memanfaatkannya, termasuk di daerah-daerah tambang dan perkebunan itu gini ratio-nya agak tinggi," ujar Armida.

Selain itu, lanjut Armida, selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan pekerja di sektor formal pada 2014 yang jumlahnya mencapai 40 persen dari 30 persen pada 2013, sedangkan pekerja di sektor informal pada 2014 menjadi 60 persen dari 70 persen pada 2013. Menurut Armida, gini koefisien atau ukuran ketimpangan Indonesia saat ini berada pada angka 0,413.

Namun, Armida yakin tingkat kesenjangan tersebut akan menurun seiring dengan harga-harga komoditas yang turun dan akselerasi terhadap kelompok menengah dan miskin.

"Memang perlu akselerasi untuk yang menengah dan miskin. Mulai dari kebijakan fiskal, terutama sistem perpajakan yang baik dan fungsi pemerataan, tidak hanya pendapatan. Oleh karena itu, pajak penghasilan individu itu progresif," ujar Armida.

Berdasarkan survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 27 Mei-4 Juni 2014 terhadap 3.080 responden berusia 17 tahun ke atas, mayoritas responden menilai pendapatan masyarakat Indonesia kurang merata atau tidak merata sama sekali. Sebanyak 0,5 persen responden menyatakan pendapatan masyarakat sangat merata, sebanyak 6,6 persen menyatakan cukup merata, sebesar 51,6 persen menilai kurang merata, 40,1 persen menyebutkan tidak merata, dan 1,4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Margin of error atau tingkat kesalahan survei tersebut sebesar plus minus 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: