Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Bekal Penting untuk Hadapi MEA

Warta Ekonomi -

WE Online, Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Harsoyo mengatakan Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan bekal penting untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2015 mendatang.

"Keberadaan Standar Nasional Indonesia (SNI) sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri," katanya pada pembukaan Simpul Layanan Informasi Standar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Kamis (23/10/2014).

Simpul Layanan Informasi Standar merupakan kerja sama Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dengan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII.

Harsoyo mengatakan bahwa ke depan diharapkan banyak kerja sama lain yang dapat dilakukan bersama, misalnya sosialisasi bangunan seperti rumah dan jembatan yang ber-SNI. Seperti diketahui, Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang rawan gempa dan rawan bencana lahar dingin sehingga diperlukan bangunan-bangunan yang tidak mudah rusak ketika terjadi gempa maupun lahar dingin.

"Dengan bangunan yang telah lulus SNI, tentu akan sangat membantu masyarakat agar lebih memahami cara meminimalkan kerugian akibat bencana gempa dan lahar dingin," katanya.

Menurut dia, dengan adanya simpul itu UII dapat menunjukkan peranannya dalam memberikan pemahaman. Misalnya, dalam kaitannya dengan fungsi Standar Pedoman Manual (SPM) bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dalam penyelenggaraan pembangunan di berbagai sektor.

"Dengan kata lain, adanya simpul di kampus UII akan semakin memudahkan pemangku kepentingan dalam mencari informasi SPM," katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Standardisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum Eny Kusnaety mengatakan pembentukan simpul itu didasari atas keterbatasan akses informasi dan produk pengaturan standar yang berdampak pada penerapan SNI yang tidak optimal.

Untuk itu, diperlukan suatu format guna mengomunikasikan atau menyebarluaskan SNI Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dalam rangka menjaring informasi kebutuhan standardisasi. Dengan adanya simpul itu, seluruh proses perencanaan, pelaksanaan, operasi, pemeliharaan, dan pembangunan bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil menjadi landasan yang kuat bagi para pengguna.

"Pada gilirannya di masa mendatang dapat berkontribusi langsung dalam penerapan dan mendukung peningkatan kualitas infrastruktur ke PU-an," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: