Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Empat Bank Danai Pengembangan Kereta Commuter

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Empat bank nasional mengucurkan kredit sindikasi kepada PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) senilai Rp 2,38 triliun untuk pengembangan kereta Commuter Jabodetabek. Keempat bank itu antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Negara Indonesia (BNI).

Pemberian fasilitas kredit sindikasi ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kredit antara Direktur Keuangan PT KAI Kurniadi Atmosasmito, Direktur Utama PT KCJ Ign Trihandoyo, Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto, Direktur BRI Asmawi Syam, Direktur Bank Mandiri Abdul Rachman, dan Direktur BCA Dhalia M Ariotedjo di Stasiun Kereta Api Gambir, Jakarta, Senin (10/11/2014).

Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto mengatakan bahwa dalam kredit sindikasi ini pihaknya memberikan fasilitas kredit investasi senilai Rp 595,89 miliar bersama tiga bank lainnya. Fasilitas kredit sindikasi ini akan digunakan untuk proyek pengembangan kereta Commuter Jabodetabek senilai Rp 2,80 triliun dengan sumber pendanaan dari pembiayaan bank 85% dan self financing 15% (Rp 420,09 miliar).

Selain itu, terdapat kredit yang diberikan kepada PT KCJ senilai Rp 660,34 miliar (setiap bank Rp 165,09 miliar). Kredit sindikasi kepada PT KCJ digunakan untuk projek pembelian kereta listrik/commuter dari Jepang senilai Rp 830,59 miliar dengan sumber pendanaan dari pembiayaan bank 85% dan self financing 15% (Rp 170,25 miliar).

Ia mengatakan keempat bank telah bersepakat untuk berkolaborasi membiayai proyek penguatan sarana dan prasarana perkeretaapian ini karena industri ini memang mutlak harus dikembangkan.

"Sebagai salah satu tulang punggung transportasi, perkeretaapian merupakan syarat wajib yang harus dimiliki oleh Indonesia dalam meningkatkan sarana angkutan massal dan logistik yang berbiaya murah. Oleh karena itu, permintaan masyarakat akan sarana angkutan umum yang layak dan nyaman masih sangat besar. Hal itu menyebabkan industri perkeretaapian masih menjadi industri yang memiliki ruang sangat luas untuk berkembang," kata Krishna.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: