Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Legislator: Petani Makin Miskin Akibat Kenaikan BBM

Warta Ekonomi -

WE Online - Petani dan nelayan merupakan kelompok pertama yang akan merasakan dampak signifikan akibat kenaikan BBM bersubsidi, kata anggota Komisi IV DPR Mamur Hasanuddin di Jakarta, Rabu.

"Kedua kelompok masyarakat ini mendominasi angka kemiskinan nasional," tambahnya.

Ia menjelaskan kenaikan harga premium bersubsidi dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter, dan solar Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter, secara spontan akan meningkatkan angka kemiskinan.

Jumlah masyarakat miskin, terutama yang bekerja sebagai petani dan nelayan diperkirakan naik apabila pemerintah tidak segera menetralisir dengan program tepat sasaran. Program itu pun sebaiknya dilaksanakan dalam jangka panjang. Demikian dikatakan Berdasarkan data statistik dari BPS, Maret 2014 jumlah penduduk miskin sebesar 28,3 juta jiwa yang tersebar di kota dan desa atau 11,25 persen dari penduduk Indonesia.

Standar yang digunakan sebagai batas kemiskinan berdasar pendapatan per kapita per bulan sebesar Rp302.735.

Padahal, menurut Mamur, standar yang dipakai BPS masih terlalu rendah.

"Dengan angka, 300 ribuan rupiah per kapita bulan, artinya hanya 10.000 rupiah per kapita per hari. Padahal untuk hidup layak saat ini seharusnya 30 ribu rupiah per kapita per hari, yang artinya Rp900 ribu per kapita per bulan," katanya.

Dia merasa yakin, apabila standar kemiskinan Rp900.000 per kapita per bulan, jumlah penduduk miskin di Indonesia bisa dua atau tiga kali lipat jumlahnya, dan menembus angka 30 persen lebih penduduk Indonesia.

Pada kenaikan harga BBM kali ini, Mamur sangat tidak yakin pemerintah dapat menjamin semua harga selain BBM yang naik, harga komoditas lain tidak akan berubah.

"Dapat dipastikan, bahwa kenaikan BBM ini akan menjadi bola salju beban ekonomi rakyat. Harga semua komoditas akan mengekor kenaikan BBM, karena semua barang sangat terpaut dengan distribusi. Beban ekonomi ini akan semakin membesar yang berujung pada penggelembungan angka kemiskinan," ujar politisi PKS ini.

Pada kenaikan harga BBM tahun 2012, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,5 persen. Sedangkan saat ini, lanjutnya pertumbuhan hanya 5,1 persen.

Pada kenaikan BBM bersubsidi kali ini, diperkirakan pada bulan desember mendatang pertumbuhan ekonomi akan di bawah 5 persen.

"Dengan kondisi ini, perlu antisipasi ledakan angka pengangguran. Pemerintah tidak boleh menutup mata jika ada perusahaan swasta kecil menengah akan mengalami gulung tikar akibat tidak mampu menanggung biaya produksi yang semakin besar," katanya.

Ia mengatakan persoalan lainnya timbul akibat kenaikan harga BBM. Karyawan menuntut kenaikan gaji karena biaya hidup semakin tinggi.

"Saya meminta kepada pemerintah, untuk mewaspadai dengan cermat di semua sektor akan terjadi kemiskinan secara masif di negeri ini dalam waktu satu tahun kedepan. Dan pemerintah harus bertanggung jawab untuk mengendalikan situasi ini untuk dapat membalikkan keadaan. Jangan rakyat selalu jadi korban akibat salah kebijakan," katanya.(Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor:

Advertisement

Bagikan Artikel: