Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemprov DKI Beli 1.000 Ekor Sapi, Buat Apa?

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Pemerintah DKI Jakarta akan membeli 1.000 ekor sapi betina produktif dan 100 ekor pejantan produktif, untuk pengembangbiakan populasi di wilayah ibu kota negara itu, sekaligus memenuhi kebutuhan daging di daerah itu.

"Itu rencana yang sudah dilakukan bersama Pemerintah DKI Jakarta, termasuk alokasi anggaran kerja sama untuk pembelian sapi-sapi tersebut," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Thobias Uly di Kupang, Kamis (29/1/2015).

Dia mengatakan, selain pembelian untuk pengembangbiakan itu, ada juga program penggemukan yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta. Untuk program ini, Pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama akan membeli 1.000 ekor jantan bakalan dari Nusa Tenggara Timur. Untuk kepentingan pembelian sapi asal provinsi seribu pulau ini, lanjut Thobias, Pemerintah DKI Jakarta mengalokasikan anggaran dalam APBD-nya.

Terhadap jumlah alokasi anggaran tersebut, lanjutnya, diketahui berdasarkan permohonan taksasi rencana pembelian yang direncanakan dalam rencana kerja anggaran (RKA) yang disusun Pemerintah NTT untuk selanjutnya dibahas oleh Pemerintah DKI Jakarta.

"Jadi rencana kerja anggaran kita untuk program pembelian sapi itu sudah kita sampaikan ke Pemerintah DKI Jakarta sesuai permintaannya, dan selanjutnya akan dibahas di sana," katanya.

Terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program penggemukan, Thobias mengatakan, dibutuhkan waktu sebanyak 180 hari atau selama enam bulan. Sementara untuk pembibitan butuh waktu lebih dari dua tahun hingga produksi. Sambil menanti pelaksanaan dua program tersebut, pengiriman daging sudah mulai dilakukan dan di tahap rintisan mulai dikirim 28 ton.

Dia mengatakan, pengiriman perdana melalui PT Segarau Bahari itu terdiri dari daging beku 12 ton, jeroan sebanyak delapan ton, dan tulang 8,2 ton. Terkait kuota pengiriman sapi hidup ke luar daerah, Thobias mengaku tetap melakukan pembatasan, untuk kepentingan menjaga produktivitas dan populasi sapi di Nusa Tenggara Timur, dengan angka untuk 2015 berjumlah 51.334 ekor saja.

"Yang bisa dikirim sesuai ketentuan adalah sapi potong yang beratnya di atas 275 kilogram. Sementara sapi betina produktif, dilarang dijual ke luar daerah, karena untuk menambah populasi sapi di NTT secara keseluruhan," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: