Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Melemahnya Rupiah Itu Bukan Persoalan Sederhana'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jember - Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono, MSc, PhD mengatakan Bank Indonesia harus melakukan sinergi dengan sejumlah pihak untuk mengatasi melemahnya rupiah.

"Melemahnya rupiah hampir berjalan selama empat kuartal dan hal itu bukan persoalan sederhana untuk kembali meningkatkan nilai mata uang kita," kata Aditya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (30/3/2015).

Menurut dia, nilai tukar rupiah yang rendah terhadap dolar AS karena kondisi perekonomian di negeri Paman Sam tersebut terus membaik, namun kondisi pasar di Indonesia sebenarnya juga memiliki peran untuk meningkatkan nilai tukar rupiah.

"Penguatan ekonomi AS tidak hanya berpengaruh terhadap Indonesia, namun negara-negara lain juga mengalami pelemahan nilai tukar mata uang negaranya masing-masing, meskipun tidak terlalu signifikan," ucap dosen terbang di salah satu universitas Filipina itu.

Untuk itu, lanjut dia, Bank Indonesia memiliki peran yang penting untuk menjaga kestabilan nilai rupiah tersebut dan harus ada langkah konkrit yang dilakukan bersama pemerintah untuk mengatasi melemahnya rupiah.

"BI tidak boleh melakukan pembiaran terhadap terus merosotnya nilai rupiah di atas Rp13.000 karena hal tersebut berdampak sistemik bagi perekonomian Indonesia," ucap Ketua Konsentrasi Ekonomi Moneter Fakultas Ekonomi Universitas Jember itu.

Selain mengontrol "BI rate", lanjut dia, BI harus mampu mengimplementasikan kebijakan yang tidak hanya berdampak pada inflasi saja, namun persuasif terhadap pelaku bisnis dan memastikan pasar dengan bantuan sejumlah pihak.

"BI harus melakukan koordinasi dengan OJK dan lembaga pemerintah karena BI tidak memiliki kepanjangan tangan untuk mengantur sektor riil yang liar dan berbahaya untuk melemahnya rupiah, sehingga perlu dilakukan koordinasi antar departemen dan institusi," paparnya.

Di tengah melemahnya rupiah, lanjut dia, berdampak positif terhadap barang-barang ekspor, namun tidak baik untuk barang-barang impor yang harganya mengikuti dolar AS. Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp13.056 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.065 per dolar AS. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: