Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar: Pangan Nabati Utuh Bisa Hindari Penyakit Degeneratif

Warta Ekonomi -

WE Online, Bogor - Pangan nabati utuh menjadi salah satu pilihan hidup sehat terhindari dari penyakit degeneratif, seperti jantung, kanker dan diabetes, kata Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Prof Dr Fransiska Rungkat Zakaria, MSc.

"Ada tiga faktor utama makanan sehat menjadi penyusun diet sehat yakni nabati bersifat utuh dan alami," kata Fransiska Rungkat Zakaria di Bogor, Selasa (12/5/2015).

Dikatakannya, pangan nabati utuh dan alami tersebut, seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, sayur, dan buah-buahan. Misalnya makan jagung rebus baik karena kandungan gula yang ada di dalamnya dapat diserap sempurna oleh pankreas dan memerlukan proses. Berbeda saat mengkonsumsi tepung maizena yang mendorong pankreas bekerja cepat memproduksi gula darah.

Ia mengatakan pangan nabati utuh dan alami jika dikonsumsi dalam jumlah dan kombinasi yang tepat, maka diet sehat akan memberikan kecukupan gizi dan sekaligus mencegah penyakit kronis seperti kegemukan, diabetes, jantung, kanker dan pikun dini.

Ia menuturkan tuntutan pangan oleh tubuh manusia tidak terbatas menghilangkan rasa lapar. Bahkan pangan nabati membawa ribuan senyawa bioaktif, seperti klorofil, karotenoid, flavonoid, terpenoid, dan asam organik yang berbeda-beda jumlahnya di masing-masing jenis dengan pemanfaatan bagi fungsi fisiologis tubuh tidaklah sama.

"Hasil penelitian sudah membuktikan manfaat dan peranan komponen bioaktif mendorong perkembangan fungsional sehingga pangan fungsional merupakan pangan sehat jika mengalami pengolahan yang tepat," katanya.

Menurutnya, penerapan teknologi pangan dalam industri banyak menghasilkan produk pangan padat kalori tinggi, karena kemudahan bahan murni atau hasil ekstraksi seperti gula, pasir, beras putih, minyak, margarin dan garam.

"Sayangnya, hasil proses pemurnian menghasilkan bahan baku pangan yang miskin zat gizi mikro, serat dan senyawa bioktif. Contoh produk yang menggunakan bahan baku murni ini adalah biskuit, kue-kue, donat, mie, roti dan berbagai cemilan," katanya.

Dikatakannya, ketika manusia mengisi lambung yang kapasitasnya terbatas dan mengeyangkan tubuh menjadi gemuk tetapi miskin zat gizi mikro, kekurangan serat, serta senyawa bioaktif dan menaikkan kadar garam tubuh. "Diet model ini terbukti telah menghasilkan berbagai penyakit degeneratif, ini disebut diet tidak sehat," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan dari hasil studi tim pakar WHO selama 20 tahun mengulas sekitar satu juta publikasi ilmiah, dihasilkan rekomendasikan sehat yang bersama dengan aktivitas fisik yang memadai dapat mencegah kanker sebesar 35 persen, diabetes 90 persen, dan jantung 80 persen.

"Inti dari diet sehat yang dianjurkan terutama terdiri dari pangan nabati, bersifat utuh, dan sealami mungkin," katanya.

Konsumsi pangan utuh, khususnya biji-bijian dan kacang-kacangan yang tidak disosoh atau dikupas kulit arinya serta menghindari pengolahan pangan yang menghasilkan bahan baku dan produk murni (refined ingredient/food). Pangan olahan yang telah mengalami proses ekstraksi atau penghilangan seluruh atau sebagian dari komponen bioaktif, vitamin dan mineral serta senyawa bioaktif tidak sesuai lagi dalam kategori pangan yang menyusun diet sehat.

"Pangan utuh adalah pangan yang tidak atau sedikit mengalami proses penghilangan bagian yang dapat dimakan seperti pemurnian, penyosohan, pengupasan kulit air, ekstraksi atau isolasi. Sedangkan bahan baku diperoleh dari proses pemurnian, seperti gula pasir, tepung gandum sosoh, beras putih, minyak murni, dan garam murni," katanya.

Prof Fransiska merekomendasikan mengenai diet sehat untuk mencegah penyakit kronis yang dikeluarkan WHO menjadi pegangan dari Kementerian Kesehatan dan Pangan, dari negara anggota PBB, termasuk Indonesia. Regulasi pelabelan produk olahan yang mengandung gula tambahan, garam, lemak (GGL) merupakan penerapan yang bersumber dari rekomendasi badan dunia tersebut.

"Produk olahan pangan utuh atau berbasis bahan baku utuh akan menunjang konsumsi pangan sehat dan mengarahkan pola makan masyarakat ke arah konsumsi diet sehat," katanya.

Pemikiran tentang pangan nabati, utuh dan alami ini disampaikan oleh Prof Fransiska dalam orasi ilmiah Guru Besar IPB dengan judul "Pangan Nabati, Utuh dan Fungsional Sebagai Penyusun Diet Sehat" yang akan dilaksanakan Rabu (13/5/2015) besok di Kampus IPB Dramaga. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: