Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelaku UKM di Bogor Harapkan Bantuan Modal-Peralatan dari Pemerintah

Warta Ekonomi -

WE Online, Bogor - Pelaku usaha kecil menengah yang memproduksi sepatu dan sandal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sangat membutuhkan bantuan modal dan juga peralatan bagi pengembangan usaha mereka.

"Bantuan modal dan peralatan itu sangat kami harapkan dari pemerintah, mengingat selama ini kami tergantung tengkulak," kata Acu Juanda, koordinator UKM sepatu-sandal dari Desa Sukaresmi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, di Bogor, Senin (6/7/2015).

Ditemui usai pembukaan "Pelatihan Kewirausahaan Pengembangan" yang diselenggarakan Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Kemenakertrans bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (YP2MI) di Bogor, ia menjelaskan bahwa puluhan perajin UKM seperti dirinya saat ini dalam kondisi seperti itu.

Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini bantuan modal dan juga peralatan yang dibutuhkan perajin UKM itu diperoleh dari tengkulak, yakni pemodal swasta yang memberikan "bon putih".

Dijelaskannya bahwa "bon putih" adalah istilah populer di kalangan perajin UKM, yakni semacam alat belanja modal dan peralatan bagi usaha mereka, yang sebenarnya seperti lingkaran setan, karena dengan bon itu mereka berbelanja ke lingkaran pemodal itu.

"Istilahnya, kami ini hanya 'kuli' yang numpang makan, karena semuanya ditentukan oleh pemilik modal tengkulak itu," katanya.

Karena itu, dirinya dan puluhan perajin UKM sepatu-sandal lainnya di desa tersebut sangat mengharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan langsung modal dan peralatan yang dibutuhkan mereka.

"Dengan adanya bantuan modal dan peralatan dari pemerintah, kami sangat berharap bisa keluar dari lingkaran setan ini," kata Acu Juanda.

Sementara itu, Kasubag Rumah Tangga Kusmanto yang mewakili Kepala BBPP Kemenakertrans ketika membuka pelatihan kewirausahaan itu menegaskan bahwa peran sumber daya manusia (SDM) dalam upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap melalui pelatihan.

"Pelatihan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan SDM di dalam upaya peningkatan kinerja dan memberikan nilai tambah bagi produk dan jasa," katanya.

Ia mengatan pula, berbagai konsep untuk meningkatkan produktivitas saat ini telah dilakukan dan sudah dapat memberikan peningkatan produktivitas, tetapi dalam peningkatan produktivitas secara mendasar masih belum dapat dilakukan secara sistematis.

Dalam era global, katanya, persaingan ketat terjadi begitu cepat, di mana perkembangan suatu bidang usaha atau sektor pemerintah tidak hanya didukung oleh manajemen yang baik.

"Tetapi perlu didukung oleh seluruh personal dengan melakukan aktivitas kerja yang didukung dengan sistematika kerja yang produktif, efektif, dan efisien dengan sasaran meminimalkan pemborosan kerja yang dilakukan pegawai," katanya.

Menurut dia tidak banyak diketahui bahwa pemborosan kerja yang terjadi akibat kerja yang tidak efisien. Guna mengatasi hal itu, katanya, maka dapat dilakukan pelatihan kewirausahaan pengembangan sebagai salah satu sistem manajemen kewirausahaan dengan sasaran utama adalah wirausahawan muda.

Sedangkan Ketua Yayasan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (YP2MI) Muhammad M. Banapon menjelaskan bahwa pelatihan kewirausahaan pengembangan bagi UKM sepatu-sandal itu diikuti sebanyak 30 peserta. "Selama sepekan mereka akan mendapatkan pelatihan teknis, manajemen, dan juga praktik lapangan," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: