Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Kembangkan Eceng Gondok Jadi Pakan Pengganti

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan eceng gondok sebagai bahan baku pakan pengganti dedak untuk menekan biaya pakan sehingga dapat meningkatkan margin keuntungan pembudi daya sektor kelautan dan perikanan.

"Eceng gondok yang selama ini menjadi masalah di beberapa waduk dan perairan dapat dimanfaatkan sebagai pengganti dedak, karena setelah dibuat tepung, kadar proteinnya hampir sama dengan dedak halus yaitu 12,51 persen," kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Menurut Slamet Soebjakto, saat ini harga dedak di pasaran sekitar Rp3 ribu hingga Rp4 ribu per kilogram, sementara tepung eceng gondok perkiraan harganya sekitar Rp1.000 per kilogram.

Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, pakan ikan mandiri yang diproduksi dengan menggunakan bahan baku eceng gondok, dapat menghasilkan pakan dengan kadar protein 32 persen.

"Kadar protein ini sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Konversi pakan ke daging ikan yang dihasilkan pun cukup bagus yaitu sekitar 1,6-1,7. Ini membuktikan bahwa eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan mandiri," katanya.

Ia berpendapat, hal tersebut juga sekaligus dapat dijadikan solusi bagi permasalahan eceng gondok di beberapa waduk atau perairan umum. Konversi pakan yang dihasilkan itu, ujar dia, murni dari pakan, serta belum menggunakan aplikasi teknologi lain seperti bioflok atau sejenisnya.

"Saya yakin pakan mandiri ini akan mendukung peningkatan produksi," ungkap Slamet.

Sebagaimana diketahui, eceng gondok selama ini merupakan gulma yang sudah dirasakan sangat mengganggu bagi perairan waduk baik bagi pembudidaya maupun pengelola waduk tersebut. Dengan pemanfaatan eceng gondok sebagai alternative bahan baku pakan ini, maka permasalahan gulma eceng gondok sedikit demi sedikit akan dapat diatasi dengan solusi yang positif.

"Pembudidaya dapat mengumpulkan eceng gondok di sekitar KJA(Keramba Jaring Apung)-nya untuk kemudian diolah menjadi tepung, dan ini dapat dikelola secara kelompok sehingga bisa lebih menguntungkan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar," jelas Slamet.

KKP ke depannya akan terus mengembangkan solusi permasalahan gulma enceng gondok dengan mengajak berbagai pemangku kepentingan terkait seperti badan pengelola waduk, pabrik pakan dan juga kelompok pembudidaya, sehingga kemudian Unit Pelaksana Teknis (UPT) perikanan budidaya guna melakukan pembinaan.

Dengan demikian, lanjutnya, hal tersebut juga dapat menjadikan gulma sebagai sumber pendapatan yang otomatis juga dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: