Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Susi Harap Tangkapan Nelayan Lokal Banyak

Warta Ekonomi -

WE Online, Negara - Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyerukan perang terhadap pelaku pencurian ikan dengan menenggelamkan kapal mereka.

"Pencuri ikan dari luar negeri masuk ke Indonesia karena sumber daya laut mereka sudah habis. Dengan memberantas pencurian ikan, kami berharap hasil tangkap nelayan lokal lebih banyak," katanya saat melakukan kunjungan kerja di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Senin (3/8/2015).

Ia menyebutkan panjang pantai Indonesia berada di urutan kedua di dunia, namun total ekspor hasil tangkap laut hanya menduduki peringkat kelima di wilayah Asia Tenggara.

Disinggung permintaan pemilik kapal ilegal agar dilakukan proses hukum terlebih dahulu sebelum kapal mereka ditenggelamkan, Menteri berpedoman pada Undang-Undang Perikanan yang memberikan wewenang untuk menenggelamkan kapal pelaku.

"Tindakan tegas pemerintah Indonesia terhadap pelaku 'illegal fishing' sudah menunjukkan hasil, seperti di daerah Kupang, di mana nelayan setempat bisa mendapatkan ikan tuna dengan bobot 100 kilogram yang dulunya sangat jarang. Hal yang sama juga terjadi di daerah laina," ujarnya saat bertemu nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan, Kecamatan Negara.

Untuk memerangi pencurian ikan dari nelayan luar negeri, Susi mengimbau nelayan lokal berpartisipasi dengan melaporkan kepada aparat jika melihat kapal yang mencurigakan.

Menurut dia, nelayan yang sehari-hari melaut, merupakan ujung tombak untuk mengawasi perairan Indonesia dari aksi pencurian ikan.

"Ikan di perairan Indonesia harus ditangkap oleh nelayan Indonesia. Negara lain hanya boleh membeli ikan untuk diolah, bukan menangkapnya," katanya.

Ia mengungkapkan ikan yang diolah bahkan diekspor ke negara lain seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand, 80 hingga 90 persen berasal dari penangkapan di wilayah perairan Indonesia.

Jumlah kapal milik negara lain yang beroperasi di Indonesia sangat banyak, terbukti dengan permintaan perlindungan dari pemerintah Vietnam terhadap ribuan kapal nelayan mereka yang beroperasi di perairan Natuna.

"Baru di sana saja jumlah kapal penangkap ikan negara lain sudah ribuan. Kalau digabung dengan daerah lain, berapa jumlahnya? Kami menerima laporan di Sulawesi juga banyak kapal Filipina yang informasinya justru dipelihara pemerintah daerah setempat," ujarnya.

Susi mengemukakan bahwa wilayah laut harus menjadi masa depan kesejahteraan bangsa. Dengan memerangi aksi ilegal, dia yakin bahwa kejahatan lainnya juga akan tertangani seperti penghematan bahan bakar minyak untuk nelayan yang bersubsidi dan penyelundupan binatang langka.

"Ribuan kapal asing beroperasi di Indonesia. Tidak mungkin saat butuh bahan bakar mereka kembali dulu ke negaranya, pasti mereka beli di Indonesia. Padahal bahan bakar untuk nelayan disubsidi pemerintah. Belum lagi dalam beberapa penangkapan kapal ilegal, ditemukan satwa langka. Nelayan asing itu, setiap pulang ke negaranya pasti membawa sesuatu dari sini, diluar ikan yang mereka tangkap," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: