Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atasi Kekeringan, BPBD Jatim Akan 'Droping' Air Bersih

Warta Ekonomi -

WE Online, Surabaya - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengirim atau "droping" air bersih untuk mengatasi kekeringan di sejumlah desa terdampak akibat musim kemarau tahun ini.

"Jangka pendeknya 'droping' air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Yanuar Rachmadi kepada wartawan di Surabaya, Jumat (28/8/2015).

Menurut dia, pengiriman air bersih ke warga yang desanya terdampak kering dilakukan tiga kali dalam sepekan per desa, dengan teknis dilakukan bergantian agar merata, mengingat keterbatasan jumlah truk tangki air di daerah-daerah. Namun, kata dia, jika dinilai masih kurang maka BPBD Jatim bersama pemerintah serta BPBD kabupaten/kota terdampak kekeringan bisa menyewa truk tangki air milik swasta.

"Hal itu dilakukan jika benar-benar kekurangan kendaraan untuk mengirim air bersih. Yang diingat, ini air bersih, bukan air siap minum, jadi warga wajib memasaknya terlebih dahulu jika akan dikonsumsi," ucapnya.

Selain pengiriman air bersih, BPBD Jatim juga menyiapkan langkah jangka panjang berupa pemasangan sarana dan prasarana jaringan perpipaan, pencarian sumber-sumber air tanah potensial yang tidak kering pada musim kemarau, pembuatan sumur-sumur bor dan embung-embung Geomembran.

"Yang susah membuat sumur bor, karena tidak mudah mencari sumber air di musim kemarau. Jangan sampai sumur bor dibuat dengan jarak kilometer dari rumah penduduk," tuturnya.

Khusus pembuatan embung Geomembran, lanjut dia, selama ini banyak dibantu Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan pemerintah daerah setempat. Pada masa darurat kekeringan (1 Juli-31 Oktober 2015), BPBD memetakan wilayah rawan dan berkoordinasi dengan BMKG serta BPBD setempat berdasarkan besaran curah hujan di Jatim.

Tidak itu saja, BPBD juga mendirikan posko pemantauan kekeringan dan pengecekan kesiapan sumber daya yang dimiliki, antara lain truk tangki, pompa air, tandon, jaringan perpipaan, embung dan sebagainya.

Sementara itu, jumlah desa terdampak kekeringan berdasarkan catatan BPBD hingga 23 Agustus 2015, sebanyak 398 desa yang tersebar di 22 kabupaten/kota se-Jatim.

"Sedangkan, kalau untuk desa berpotensi kekeringan kritis (jarak sumber air lebih dari 3 km), mencapai 541 desa yang tersebar di 24 kabupaten/kota," tukasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: