Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produsen Rokok Mulai Terkena Dampak Pelemahan Rupiah

Warta Ekonomi -

WE Online, Kudus - Produsen rokok di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menyusul adanya kenaikan biaya produksi.

Manajer Primary Proses Perusahaan Rokok (PR) Nojorono Kudus Dedy Arianto W di Kudus, Jumat (28/8/2015), membenarkan adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menembus level Rp14.000 lebih berdampak pada kenaikan biaya produksinya.

Pasalnya, kata dia, beberapa bahan baku untuk memproduksi rokok ada yang berasal dari luar negeri. Di antaranya, lanjut dia, sigaret paper dan suku cadang mesin untuk memproduksi rokok juga baru saja dibeli dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan ketika kurs rupiah masih stabil.

"Kenaikan biaya produksinya saat ini berkisar 5-10 persen," ujarnya tanpa mau menyebutkan nilai total produksinya.

Meskipun terimbas oleh dampak pelemahan nilai tukar rupiah, lanjut dia, perusahaan belum perlu melakukan efisiensi di bidang tenaga kerja.

Apalagi, lanjut dia, semuanya disesuaikan dengan kondisi penjualan produk di pasaran. "Selama penjualan masih bagus, tentunya aktivitas produksinya masih berjalan normal," ujarnya.

Sementara langkah efisiensi, kata dia, dilakukan berdasarkan skala prioritas agar biaya produksinya masih tetap kompetitif.

Terkait dengan pangsa pasar produk PT Nojorono, kata dia, selama ini untuk pasaran lokal.

Kepala Unit PR Gentong Gotri Kudus Agus Suparyanto mengungkapkan, bahan baku untuk membuat rokok merupakan bahan baku lokal sehingga tidak terpengaruh dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kalaupun ada dampak, biasanya terkait dengan daya beli masyarakat," ujarnya.

Berdasarkan pengalaman adanya kenaikan tarif cukai rokok, kata dia, respons pasar juga tidak terlalu berpengaruh meskipun harga jual produksnya mengalami kenaikan.

Ia memperkirakan, konsumen rokok tetap akan membelinya meskipun kondisi perekonomian masyarakat sedang lesu. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: